Logo Header Antaranews Jateng

RSGM Soelastri Solo edukasi masyarakat soal bibir sumbing

Senin, 18 November 2024 21:23 WIB
Image Print
Direktur RSGM Soelastri Ida Witiasati menyerahkan bantuan pada anak dengan bibir dan langit-langit di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/11/2024). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Soelastri Solo mengedukasi masyarakat soal bibir dan langit-langit sumbing.

Direktur RSGM Soelastri, Ida Witiasati di Solo, Jawa Tengah, Senin, mengatakan edukasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan operasi untuk bibir dan langit-langit sumbing secara gratis yang diselenggarakan secara tahunan.

"Ini memang agenda tahunan RSGM Soelastri dan ini sudah yang ketiga kalinya, karena gratis jadi sasarannya kepada keluarga yang tidak mampu," katanya.

Ia mengatakan antusiasme kali ini cukup besar. Ada sebanyak 17 pasien direntang usia 4 bulan sampai dengan 13 tahun yang mengikuti program tersebut.

"Sebelum operasi, mereka ini mengikuti beberapa tahapan, mulai dari skrining sampai dengan diputuskan layak operasi, karena tidak semua pasien yang mendaftar dinyatakan layak operasi," katanya.

Ia mengatakan pasien yang mengalami bibir sumbing atau langit-langit sumbing ini biasanya memiliki penyakit bawaan sehingga hal itu menjadi pertimbangan layak atau tidaknya penderita sumbing dioperasi.

"Memang itu menjadi pertimbangan secara medis, tetapi mudah-mudahan ini semua lolos skrining tahap pertama. Jadi skrining dulu kemudian nanti ketika sudah layak operasi, ya bisa dioperasi," katanya.

Ia mengatakan biasanya penyakit bawaan penderita bibir dan langit-langit sumbing, di antaranya jantung dan malnutrisi.

"Malnutrisi itu pasti, apalagi yang langit-langit sumbing itu kan sulit untuk menelan, minum susu dan itu membutuhkan botol susu khusus. Ini yang kadang ibu tidak mengetahui bahwa sebetulnya jika tidak bisa dioperasi sekarang bisa dibuatkan protessa untuk menutup langit-langitnya. Jadi kalau akan diberi susu tidak tersedak," katanya.

Ia mengatakan hal tersebut juga disampaikan kepada orang tua sehingga mereka lebih paham terkait sumbing.

"Masyarakat juga lebih banyak yang belum paham. Sebagian keluarga yang mempunyai anak dengan kelainan ini cenderung menutupi, sebetulnya ini tidak baik karena ini kan untuk masa depan anak juga, untuk memperbaiki fungsi kunyahnya dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, bibir dan langit-langit sumbing biasanya terjadi karena kurangnya nutrisi selama ibu mengandung.

Karena asupan nutrisi dari ibu hamil itu bisa juga, asam folat itu salah satunya. Jadi ada kegagalan untuk penyatuan organ pada masa tumbuh kembang bayi di dalam kandungan.

"Kalau ibu ini pada waktu hamil mengalami gangguan kesehatan atau kekurangan vitamin mineral bisa menghambat terjadinya penyatuan atau penyambungan di bibir atau di langit-langit. Jadi memang pada ibu hamil harus diperhatikan asupan nutrisinya dan sebagainya," katanya.

Pewarta :
Editor: Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2024