Mahasiswa asing UIN Surakarta dalami ragam budaya Nusantara
Jumat, 29 November 2024 17:06 WIB
Ikut dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Dr. KH Abd. Faishol, M.Hum didampingi Kabiro AUPK Drs. H. Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag., para Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas, Kepala Pusat Hubungan Internasional Wildi Aldila, S.Pd.I., M.A., dan Kabag Umum dan Akademik Hj. Fauziyah Dlimasari, M.H beserta jajaran.
Dr. KH Abd. Faishol, M.Hum menegaskan kegiatan tersebut seirama dengan visi Rektor UIN Surakarta yaitu Globalisasi, bagaimana menginternasionalisasikan nilai-nilai local wisdom, local knowledge, local genius yang dimiliki oleh masyarakat Nusantara khususnya Jawa dan juga melokalkan yang internasional.
Museum Ullen Sentalu merupakan situs sejarah yang menampilkan peninggalan Hindu-Budha berupa arca-arca, koleksi Mataram Islam seperti lukisan, karya sastra, etnografi dan foto-foto tokoh serta batik vorstenlanden (Era XVIII sampai abad XX).
Istilah vorstenlanden sering disebut dan digunakan untuk menyebut daerah Jawa pecahan Dinasti Mataram Islam yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogjakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman. Adapun, kekhasan yang dimiliki Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogjakarta berupa corak baju batik yang tergambar jelas baik di foto maupun yang berada dalam lukisan.
Setiap mahasiswa asing didorong untuk selalu terbuka menyampaikan perihal (apa-apa saja) yang menjadi kesulitan dalam menempuh studi di UIN Surakarta, misalnya aspek financial, keterbatasan penguasaan kosa-kata. Keterbatasan yang dihadapi akan difasilitasi dan didukung secara optimal oleh unsur-unsur yang ada di kampus.
"Indonesia adalah negara yang aman, terbukti dari sekian ratus bahkan ribu suku yang ada tidak diwarnai dengan perpecahan. Meskipun, mayoritas kaum (warga negara) beragama Islam akan tetapi candi-candi yang berbeda kepercayaan tetap ada dan tidak dibumihanguskan," kata Faishol.
Penyebaran Islam yang berada di Filipina dan Thailand, lanjut dia, sama halnya penyebaran nilai-nilai Islam di Indonesia tanpa menggunakan kekerasan.
"Pendekatan (approach) yang dilakukan oleh ulama masa lalu, sebut Syek Subakir yang berasal dari Persia yang diutus ke tanah jawa untuk mempermudah ajaran Islam masuk selanjutnya. Sebab, pada masa awal Syek Subakir turun ke tanah jawa utamanya bertujuan mengusir roh/jin jahat yang menguasai kepercayaan/keyakinan masyarakat jawa dikarekan beliau ahli dalam bidang merukyah, geofisika dan sejenisnya," katanya.
Terjadilah dialog antara beliau dengan (Sabda Palon, bangsa jin) yang kewalahan dan meminta syarat kepada Syek Subakir dengan tidak adanya paksaan, maka masuklah ajaran agama Islam, tetapi biarlah adat dan budaya berkembang demikian rupa tetap ada.
Kegiatan studi budaya tersebut didampingi pula oleh semua Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas di Kampus UIN Surakarta guna mendalami berbagai aneka budaya khususnya di Surakarta dan sekitarnya. Kegiatan studi budaya di Kaliurang Yogyakarta, pada pagi ini akan dilanjutkan dengan studi budaya di Candi Borobudur dan sekitarnya.
Pada malam hari dilanjutkan kegiatan evaluasi yang difasilitasi oleh Kepala Pusat Hubungan Internasioal. Sepatah kalimat, “belajar budaya tidak terlepas dengan keadaan” hal ini memaknai pembelajaran yang telah dilalui, erat dengan bukti-bukti otentik yang harus dijaga kelestarian dan nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam nya.
Setiap mahasiswa asing didorong untuk selalu terbuka menyampaikan perihal (apa-apa saja) yang menjadi kesulitan dalam menempuh studi di UIN Surakarta, misalnya aspek financial, keterbatasan penguasaan kosa-kata. Keterbatasan yang dihadapi akan difasilitasi dan didukung secara optimal oleh unsur-unsur yang ada di kampus.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024