Logo Header Antaranews Jateng

Aktivitas Gunung Slamet meningkat, ini imbauan BPBD Banyumas

Minggu, 1 Desember 2024 14:57 WIB
Image Print
Arsip foto - Puncak Gunung Slamet terlihat jelas dari arah Watumas, Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (18/11/2023). ANTARA/Sumarwoto
Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh berbagai isu terkait dengan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet.

"Berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan Badan Geologi pada tanggal 29 November 2024 memang disebutkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Slamet, tapi kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Minggu.

Dalam hal ini, kata dia, Badan Geologi menyebutkan bahwa pada periode pengamatan tanggal 9 Mei 2024 hingga 19 Mei 2024 terekam gempa vulkanik dalam yang menandakan adanya suplai magma ke permukaan.

Terekamnya gempa vulkanik dalam tersebut diikuti dengan peningkatan amplitudo gempa tremor menerus dan peningkatan gempa vulkanik dangkal, gempa low frequency, dan gempa embusan.

Selanjutnya pada tanggal 28 November 2024 terekam gempa tremor non-harmonik pada pukul 07.35 WIB hingga 07.46 WIB diikuti dengan adanya peningkatan amplitudo gempa tremor menerus.

Hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.

"Badan Geologi menyebutkan bahwa potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 kilometer," kata Budi.

Selain itu, kata dia, hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.

Kendati demikian, dia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan Badan Geologi hingga tanggal 29 November 2024 serta potensi ancaman bahayanya, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih berada pada Level II atau Waspada.

"Terkait dengan hal itu, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet. Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat di sekitar Gunung Slamet diharap tetap tenang serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Slamet dan selalu mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah maupun BPBD Kabupaten Banyumas.

"Objek wisata alam di sekitar Baturraden, Kabupaten Banyumas juga masih aman dikunjungi wisatawan karena letaknya cukup jauh dari kawah puncak Gunung Slamet," kata Budi.

Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes itu terakhir terjadi pada Maret hingga September 2014, diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian).

Aktivitas vulkanik Gunung Slamet kembali mengalami peningkatan pada akhir tahun 2023, sehingga status Gunung Slamet berada pada Level II atau Waspada sejak 19 Oktober 2023.
 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024