Logo Header Antaranews Jateng

IPM Cilacap tahun 2024 mengalami peningkatan

Minggu, 5 Januari 2025 14:37 WIB
Image Print
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap Isnaini. ANTARA/HO-BPS Cilacap

Cilacap (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap Isnaini mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada tahun 2024 mengalami peningkatan 0,51 poin atau tumbuh 0,71 persen dari tahun sebelumnya 72,04 menjadi 72,55.

"Selama kurun waktu 2020-2024, IPM Kabupaten Cilacap rata-rata meningkat sebesar 0,83 persen. Peningkatan IPM terjadi pada semua komponen, baik kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran per kapita yang disesuaikan," katanya di Cilacap, Ahad.

Ia mengatakan peningkatan IPM Cilacap tahun 2024 didukung oleh peningkatan pada semua komponen penyusun, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.

Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, kata dia, bayi yang lahir di Cilacap pada tahun 2024 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga mencapai usia 74,97 tahun, dengan peningkatan 0,24 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.

"Dari sisi pendidikan, anak-anak di Cilacap yang berusia 7 tahun ke atas pada 2024, memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,69 tahun atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat SMA," katanya.

Menurut dia, angka tersebut meningkat 0,02 tahun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 12,67 tahun.

Selain itu, kata dia, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat 0,01 tahun, yakni dari 7,39 tahun pada tahun 2023 menjadi 7,40 tahun pada tahun 2024.

"Dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan per tahun adalah Rp11.868.000, meningkat 3,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata dia menjelaskan.

Lebih lanjut, dia mengatakan pembangunan manusia di Cilacap dalam lima tahun terakhir terus mengalami kemajuan yang terlihat dari peningkatan IPM Cilacap yang sebesar 70,19 pada tahun 2020 menjadi 72,55 pada tahun 2024 atau rata-rata tumbuh sebesar 0,83 persen per tahun.

Setelah pandemi COVID-19, kata dia, IPM Cilacap mulai mengalami pemulihan pada tahun 2023 setelah sempat tercatat sebesar 70,66 atau tumbuh 0,67 persen pada tahun 2021.

Dalam hal ini, kata dia, IPM Cilacap tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 1,15 persen dan pada tahun 2024 tumbuh sebesar 0,71 persen.

"Pertumbuhan IPM pada tahun 2024 ini memang tidak sepesat pada pertumbuhan tahun sebelumnya. Hal itu dipicu oleh melambatnya pertumbuhan pada hampir semua dimensi pembentuk IPM, yakni harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan," katanya.

Terkait dengan dimensi umur panjang dan hidup sehat, dia mengatakan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun.

Selama lima tahun terakhir atau sejak 2020 hingga 2024, kata dia, UHH telah meningkat sebesar 0,69 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,23 persen per tahun.

Ia mengatakan pada tahun 2020, UHH saat lahir di Cilacap sebesar 74,28 tahun, dan pada tahun 2024 mencapai 74,97 tahun.

"Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) bagi penduduk yang berusia 7 tahun ke atas dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun," katanya.

Ia mengatakan selama periode 2020-2024, HLS Cilacap mengalami peningkatan rata-rata 0,38 persen per tahun dan angka RLS juga meningkat 1,51 persen per tahun, sehingga menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.

"Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (atas dasar harga konstan 2012) yang disesuaikan," katanya.

Ia mengatakan pengeluaran per kapita yang disesuaikan masyarakat Cilacap pada tahun 2024 mencapai Rp11.868.000 per orang per tahun.

Menurut dia, angka tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp11.432.000 per orang per tahun atau kenaikannya sebesar 3,81 persen.

"Meskipun laju kenaikan pengeluaran per kapita melambat dibandingkan periode sebelumnya, namun masih menunjukkan stabilitas perekonomian," kata Isnaini.*



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025