Logo Header Antaranews Jateng

Disdik Semarang jaring 550 orang tua asuh siswa

Selasa, 7 Januari 2025 22:16 WIB
Image Print
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)

Semarang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Semarang sampai saat ini telah menjaring sekitar 550 orang tua asuh ke dalam program Gerakan Bersama Orang Tua Asuh untuk Pengembangan Hari Masa Depan (Gerbang Harapan).

"Alhamdulillah sekarang sudah ada sekitar 550 orang tua atau masyarakat yang terlibat sebagai orang tua asuh dalam Gerbang Harapan," kata Kepala Disdik Kota Semarang Bambang Pramusinto, di Semarang, Selasa.

Menurut dia, pihaknya berharap semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi menjadi orang tua asuh bagi para siswa tidak mampu.

"Ini yang perlu disosialisasikan terus ke masyarakat supaya semakin banyak masyarakat yang terlibat menjadi orang tua asuh," katanya.

Ia mengatakan bahwa program Gerbang Harapan selama ini cukup efektif untuk menekan angka putus sekolah dengan cara melibatkan masyarakat sebagai orang tua asuh.

"Alhamdulillah efektif untuk menekan angka putus. Sebenarnya kalau masyarakat didorong masyarakat yang kelebihan rezeki didorong untuk jadi orang tua asuh efektif," katanya.

Untuk berpartisipasi sebagai orang tua asuh dalam program Gerbang Harapan, kata dia, pihaknya tidak pernah memaksakan untuk mematok berapa besaran yang harus disumbangkan.

"Kami juga tidak memaksa harus sekian Rupiah gitu. Ya, uang saku aja tiap bulan boleh. Yang penting bisa ada SOP (standar operasional prosedur) sampai lulus jenjang waktu tertentu," katanya.

Ia mencontohkan pemberian uang saku kepada siswa kelas IV sekolah dasar (SD) bisa dilakukan secara berkelanjutan hingga kelas VI saat lulus SD.

"Misalkan dapat anak asuh kelas IV SD gitu, ya ngasuh sampai kelas VI, lulus gitu. Walaupun uang saku tiap bulan Rp100-150.000," katanya.

Selain itu, Bambang mengatakan bahwa siswa yang memiliki orang tua asuh ternyata juga lebih bersemangat dalam menjalani proses pembelajaran.

"Karena dengan anak-anak yang orang tidak mampu punya orang tua asuh, mereka jadi semangat. Misalnya, 'eh bapak asuhku pengusaha lo, pejabat pemkot, dan sebagainya'," katanya.



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025