Pakar: Perlu kerja sama berbagai pihak untuk antisipasi penyebaran PMK
Purwokerto (ANTARA) - Pakar peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Akhmad Sodiq mengatakan kerja sama yang melibatkan berbagai pihak diperlukan untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak.
"Kita tahu persis ya, PMK itu penyebabnya dari virus (Aphthovirus). Jadi itu yang utama adalah ada gerakan vaksinasi," katanya yang juga Rektor Unsoed di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Jika sudah terjadi penyebaran dan penularan PMK, kata dia, harus ada antisipasi, terutama terkait peredaran ternak yang harus benar-benar dikawal, khususnya yang melewati pasar hewan.
Jika sudah ada ternak di pasar hewan yang terjangkit PMK, lanjutnya, idealnya harus segera ditutup pasar hewan tersebut.
"Kalau tidak ditutup, ternak di pasar hewan itu nanti tidak laku. Pasti dia (ternak) akan bergeser ke pasar hewan lain, bergeser, bergeser, nanti akan adanya pertambahan terutama wilayah yang terjangkiti," katanya.
Selain pasar hewan, kata dia, daerah-daerah perbatasan yang menjadi perlintasan ternak juga harus diawasi guna mengantisipasi penyebaran PMK dari daerah yang terjangkit ke daerah lain yang masih relatif aman.
Menurut dia, pengawasan dan pengamanan di daerah perbatasan saat sekarang sudah cukup bagus, karena adanya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan antar-kabupaten/kota.
"Kerja sama itu sudah cukup bagus, saling berkomunikasi, sehingga peredarannya betul-betul terawasi," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika di pasar hewan sudah ada ternak yang terjangkit PMK harus ditindak lanjuti dengan karantina atau pemusnahan terhadap ternak yang terjangkit.
Menurut dia, langkah-langkah antisipasi tersebut dapat dilakukan terhadap ternak yang sudah ada di peredaran.
"Kemudian untuk ternak yang ada di peternak, ini penting sekali. Pertama, ikhtiari bahwa itu ada kebijakan dari pemerintah untuk melakukan vaksinasi," katanya.
Sisi lain, kata dia, peternak harus melakukan biosekuriti dengan benar-benar menjaga kebersihan kandang ternak dan lingkungannya.
"Kalau untuk ternak-ternak yang populasinya cukup bagus, populasinya cukup banyak, harus berhati-hati. Keluar dan masuknya orang ke peternakan itu harus betul-betul dibatasi, di masyarakat sulit kalau yang seperti ini," katanya.
Sementara bagi ternak yang sempat terkena PMK dan sudah sembuh, kata dia, pemberian pakan juga harus benar-benar diperhatikan.
Bahkan, lanjut dia, ada yang membuat suplemen untuk kesehatan ternak dalam bentuk booster dan sebagainya.
"Seperti di UGM (Universitas Gadjah Mada) itu Prof Ali Agus membuat suatu booster untuk ternak-ternak yang pernah kena PMK. Itu bisa dilakukan juga oleh saudara-saudara kita di masyarakat dengan menggunakan herbal," katanya.
Ia mengatakan obat-obatan herbal akan memperkuat daya tahan ternak, sehingga edukasi kepada masyarakat sangat diharapkan.
Menurut dia, satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan adalah keberadaan sentra-sentra sapi potong di Jawa Tengah, antara lain Kabupaten Kebumen dan Rembang.
"Itu populasinya sangat besar, sehingga harus berhati-hati, pemerintah daerah harus betul-betul memastikan tidak ada wilayah sentra itu kejangkitan. Kalau ada yang terjangkit, harus betul-betul segera diantisipasi," katanya.
Jika sentra produksi tersebut terjangkit PMK, lanjutnya, akan berbahaya karena dapat menimbulkan efek yang sangat merugikan wilayah itu maupun para peternak.
Oleh karena itu, kata dia, kerja sama yang melibatkan semua pihak sangat diperlukan untuk mengantisipasi penyebaran dan penularan PMK pada ternak.
Disinggung mengenai kemungkinan penyebaran PMK dapat dieliminasi seperti halnya antraks, Prof Sodiq mengatakan hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan hingga puluhan tahun.
"Itu prosesnya puluhan tahun untuk bisa bebas dari antraks. Ini dikhawatirkan datang dari wilayah-wilayah atau negara-negara yang terjangkit antraks ataupun PMK, jadi untuk memulihkan sampai zero, saya kira butuh kerja keras bersama-sama dan prosesnya relatif lama," katanya.
Baca juga: RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto canangkan Hospital University
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025