
Pegiat seni-budaya bahas dinamika dan masa depan seni budaya Banyumas

Purwokerto (ANTARA) - Sejumlah pegiat seni dan budaya di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar simposium untuk membahas dinamika dan masa depan seni budaya Banyumas terutama dalam pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono.
"Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Festival Kosa Kota berupa festival literasi, seni, dan budaya dalam rangka Hari Jadi Ke-454 Kabupaten Banyumas," kata Panitia Bidang Seni Budaya Festival Kosa Kota Era Prima Nugraha di sela simposium yang digelar di Taman Apung Mas Kemambang, Purwokerto, Banyumas, Jumat sore.
Menurut dia, simposium yang mengambil tema "Dinamika dan Masa Depan Seni Budaya Banyumas" itu untuk merefleksi perjalanan para pelaku dan pegiat seni budaya dari waktu ke waktu.
Kemudian mencoba berdialektika dengan kondisi saat sekarang yang mungkin sedikit banyak memengaruhi perkembangan seni budaya Banyumas.
"Sekaligus kita mencoba menakar bagaimana keberlanjutan seni budaya kita terutama kebudayaan lokal Banyumas yang bisa menjadi warna sebagai tiang atau saka guru seni budaya nusantara," katanya.
Ia mengharapkan keluaran dari simposium tersebut berupa adanya terobosan-terobosan baru dalam berpraktisi seni, berdialektika, maupun transformasi seni budaya kepada generasi muda.
Dengan demikian, kata dia, seni budaya Banyumas yang merupakan warisan leluhur bisa diwariskan kepada generasi mendatang.
"Lebih kepada mencari upaya-upaya baru atau terobosan-terobosan dalam bentuk praktis dan dialektis," kata Era.
Salah seorang pegiat seni, Bambang Barata Aji mengatakan seni budaya Banyumas memiliki perjalanan panjang dari masa ke masa, sehingga harus terus dilestarikan.
Di sisi lain, kata dia, saat sekarang Kabupaten Banyumas memiliki pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Bupati Sadewo Tri Lastiono yang notabene merupakan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB) periode 2023-2028.
"Kebetulan Ketua DKKB merupakan Bupati Banyumas, harapannya lebih nyambung dengan kehidupan budaya," kata Ketua Yayasan Dhalang Nawan yang bergerak di bidang seni pedalangan itu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DKKB Jarot C Setiyoko mengatakan simposium tersebut menjadi salah satu rekayasa untuk menggayuh masa depan budaya Banyumas dengan cara kebudayaan, bukan dengan cara politik atau cara yang lain.
Menurut dia, cara lain yang dapat dilakukan misalnya dengan tongkrongan sesama seniman di angkringan juga penting, sehingga bisa lebih guyub dan bisa apa adanya.
"Kita bisa lebih jujur menatap masa depan, memaknai hari ini, dan masa lalu. Jadi ini yang disebut culture engineering (rekayasa budaya, red.) dan seperti ini memang seharusnya dilakukan tidak saja oleh mas Era dan kawan-kawan di komunitasnya, juga teman-teman komunitas atau kelompok seni yang lain," katanya.
Oleh karena Bupati Banyumas yang sekarang merupakan Ketua DKKB, dia mengharapkan keberpihakan Pemerintah Kabupaten Banyumas terhadap seni budaya menjadi lebih besar walaupun dalam prosesnya secara organisasional akan ditunjuk Ketua Harian DKKB karena Sadewo tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai Ketua DKKB.
"Bagi kita sih ingin tetap Mas Dewo (Sadewo Tri Lastiono, red.) yang menjadi ketuanya, tapi nonaktif saja, enggak usah diganti. Kalau nanti diganti, wong seniman itu risikonya kalau gegoh (tidak tenang, red.) susah untuk didamaikan kembali dalam waktu yang cepat," kata Jarot.
Pendiri Padepokan "Cowong Sewu" Ki Titut Edi Purwanto mengatakan sebelum Sadewo Tri Lastiono menjadi Bupati Banyumas (saat masih menjabat Wakil Bupati Banyumas periode 2018-2023, red.) sudah terhubung secara totalitas dengan masyarakat.
Oleh karena itu, dia mengharapkan di bawah kepemimpinan Sadewo, Kabupaten Banyumas bisa jauh lebih maju termasuk dalam seni budayanya, sehingga seni budaya Banyumas tetap mendapatkan tempat.
"Ya insyaallah semoga tetap mendapatkan tempat dan kita memang wajib bersama-sama membangun untuk kehidupan yang lebih indah, sejahtera, damai dalam konteks kebersamaan, indahnya berbagi rasa, dan indahnya nilai-nilai luhur leluhur yang kita nikmati bersama, kita tidak lupa dari asal-usulnya," kata Ki Titut.
Baca juga: Polresta Banyumas amankan narkotika jenis sabu seberat 684 gram
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025