
Menteri Kependudukan sebut Tamasya jawab tantangan bonus demografi

Solo (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI Wihaji menyebut keberadaan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) menjawab tantangan bonus demografi ke depan.
"Kebutuhan lumayan, biar nanti ini menjawab bonus demografi, salah satunya angka produktivitas kan tinggi. Perempuan dan laki-laki bisa kerja, anak bisa dititipkan di sini, di kota cari pembantu sulit, bayar mahal," katanya di sela kunjungannya ke TPA Pertiwi di Boyolali, Jawa Tengah, Senin, (24/2).
Ia mengatakan Tamasya juga menjadi bagian bahwa pemerintah hadir untuk ikut membantu para pekerja.
"Pemerintah harus hadir. Yang seperti ini bisa dari perusahaan, korporasi, pemerintahan. Intinya ada kecemasan kalau saya kerja anak gimana, ini salah satu caranya," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, di TPA Pertiwi tersebut setiap anak dijaga dengan pola asah, asih, asuh.
"Ada 49 anak di sini, usia 1-4 tahun. Dilayani dengan luar biasa, dari jam 07.00-16.00 WIB. Saatnya makan ya makan, jam tidur ya tidur.
Bayar hanya Rp15.000," katanya.
Sementara itu, ia berharap ke depan jumlah Tamasya akan makin banyak sehingga makin banyak pula orang tua pekerja yang bisa menitipkan anak mereka.
"Kalau potensi ada sekian ribu. Sampai saat ini di kementerian sudah ada. Bisa juga dari pemerintah, swasta, korporasi," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wihaji berkesempatan bercengkrama dengan anak-anak yang dititipkan di Tamasya. Ia juga sempat menyuapi makan siang ke beberapa anak.
Baca juga: BKKBN Jateng kawal isu kependudukan di RPJMD
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025