Logo Header Antaranews Jateng

Gubernur Jateng luncurkan program "Dokter Speling", periksa kesehatan di balai desa

Selasa, 4 Maret 2025 20:56 WIB
Image Print
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengecek pelaksanaan program "Speling" di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jateng, Selasa (4/3/2025). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng.)

Jepara (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meluncurkan program layanan Dokter Spesialis Keliling (Speling) di Kabupaten Jepara, Jateng, untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan karena dilayani di balai desa.

"Program speling ini memberikan lima layanan kesehatan gratis, yakni pemeriksaan tuberkulosis (TBC), kanker serviks, kesehatan jiwa, kusta, dan ibu hamil," ujarnya usai mengecek pelaksanaan Program Speling di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Jepara, Selasa.

Ia mengungkapkan ada dua keuntungan yang diperoleh warga dengan memanfaatkan program tersebut. Di antaranya, jarak balai desa yang dekat dengan tempat tinggal, membuat irit waktu.

Sementara persyaratannya, kata dia, warga cukup membawa KTP, maka layanan kesehatan gratis bisa langsung dilakukan.

"Speling ini mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bawah. Sasaran yang pertama di Desa Troso (Kecamatan Pecangaan) dan Desa Karanggondang (Kecamatan Mlonggo). Hal ini linier dengan penerima bantuan sosialnya di atas 60 persen," ujarnya.

Ia berharap nantinya semua masyarakat di Jateng di 35 kabupaten/kota bisa memanfaatkan layanan program tersebut, sehingga warga tidak harus pergi ke puskesmas atau rumah sakit.

Apalagi, kata dia, program speling ini didukung oleh dokter spesialis dari tujuh rumah sakit milik provinsi, Dinas Kesehatan, dan rumah sakit swasta.

Sebagai tahap pertama, ada 70 desa di 35 kabupaten/kota yang menjadi sasaran. Saat ini sudah ada 10 mobil layanan Speling yang akan terus bekerja melayani masyarakat. Jumlah mobil Speling akan terus dilakukan penambahan.

Dari sejumlah layanan kesehatan yang diberikan, Luthfi memprioritaskan pemeriksaan TBC, karena linier dengan program Presiden Prabowo Subianto, yang ingin menekan penyakit menular tersebut di seluruh Indonesia.

"Paling pokok adalah TBC, selaras dengan program Bapak Presiden Prabowo. TBC bisa diturunkan," ujarnya.

Selain pemeriksaan TBC, Luthfi juga menekankan pemeriksaan kanker serviks dan ibu hamil. Pemeriksaan ibu hamil minimal dilakukan enam kali dalam sembilan bulan mengandung. Pemeriksaan itu ditambah dengan cek janin melalui USG pada trimester pertama atau usia kehamilan tiga bulan pertama dan trimester ketiga atau usia kehamilan 3 bulan terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar mengatakan untuk menangani TBC, maka langkah pertama adalah menemukan penderitanya terlebih dahulu.

Menurut dia Treatment Success Rate (TSR) atau peluang sembuh penderita TBC besar setelah perawatan rutin, yakni sembilan orang dari 10 orang.

"Tetapi kan harus ditemukan dulu kasus TBC ini. Kemudian keluarga atau orang yang di sekelilingnya juga dicek. Dari satu orang yang sakit, tracingnya minimal delapan orang. Dari situ akan ketahuan, tertular atau tidak," ujarnya.

Sela Karainina Putri, salah seorang warga Desa Karanggondang mengaku beruntung mendapat informasi lebih awal mengenai program tersebut, sehingga bisa melakukan pemeriksaan lebih cepat.

"Senang ikut speling, karena dekat rumah dan tim medisnya juga dokter spesialis," ujarnya di sela-sela menjalani ultrasonografi (USG) dan janinnya diketahui laki-laki.

Selain itu, kata dia, program pemeriksaan kesehatan tersebut juga tidak dipungut biaya alias gratis.

"Jika biasanya di bidan bayar Rp50.000, ternyata gratis. Lumayan bisa ngirit, uangnya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain," lanjutnya.

Ia bersyukur karena janin yang dikandungnya dinyatakan sehat. Diharapkan nantinya bisa lahir secara normal dan kondisi kesehatan ibu serta anak sehat semuanya.

 



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025