Logo Header Antaranews Jateng

BMKG: Waspadai potensi cuaca ekstrem pada masa pancaroba

Rabu, 5 Maret 2025 11:49 WIB
Image Print
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Purwokerto (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, khususnya di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan, mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada masa pancaroba dari musim hujan menuju kemarau.

"Masa transisi atau pancaroba di wilayah Jateng selatan seperti Cilacap dan sekitarnya, normalnya terjadi pada bulan Maret hingga pertengahan Mei," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu.

Ia mengatakan masa transisi ditandai dengan arah angin yang mulai bervariasi, suhu udara cukup panas, dan curah hujan lebih cenderung turun pada sore hari yang sering disertai petir dan angin kencang.

Berdasarkan pengamatan Stamet Tunggul Wulung, kondisi angin di Cilacap dan sekitarnya saat ini mulai bervariasi.

Bahkan, pada awal bulan Maret, katanya, angin di Cilacap dan sekitarnya bergerak dari arah tenggara, sedangkan pada bulan sebelumnya dominan dari barat.

Dia menyebut suhu udara maksimum tercatat pada kisaran 32 derajat Celcius dan hujan yang turun belakangan ini lebih cenderung terjadi pada sore hari dengan disertai petir.

"Dari parameter yang terjadi tersebut, wilayah Jateng selatan seperti Cilacap dan sekitarnya akan segera memasuki masa transisi dari musim hujan menuju kemarau, sehingga masyarakat perlu waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem yang berdampak terhadap terjadinya bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai petir, angin puting beliung, dan hujan es," katanya.

Terkait dengan cuaca ekstrem, katanya, berdasarkan data dirilis BMKG Stamet Ahmad Yani Semarang, cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jateng pada Kamis (6/3).

Dia mengatakan potensi cuaca ekstrem itu dipicu pola siklonik di Pulau Kalimantan yang menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jateng serta gelombang atmosfer tipe Rossby Ekuatorial yang terpantau aktif di sebagian besar Pulau Jawa dan berkontribusi terhadap peningkatan pembentukan awan hujan di Pulau Jawa.

Selain itu, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga lapisan atas serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.

Wilayah berpotensi cuaca ekstrem pada Kamis (6/3), meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Brebes, Kabupaten/Kota Tegal, Pati, Kudus, Jepara, dan sekitarnya.

Baca juga: Prakiraan cuaca Semarang hari ini, hujan intensitas sedang



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025