Goldman Sachs pangkas rating Indonesia, ini tanggapan Guru Besar UI

Selasa, 11 Maret 2025 14:06 WIB

Arsip Foto - CFA, Asia Lead of the Sustainable Investing and Innovation Platform (SI&IP) Goldman Sachs Neil S. Mascarenhas (kiri) dan Regional Investment Lead, Global Green Growth Institute (GGGI) Gulshan Vashistha mengikuti diskusi panel ketiga pada hari kedua ASEAN Investment Forum di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (3/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Harviyan Perdana

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menyampaikan pemangkasan rating yang dilakukan oleh Goldman Sachs terhadap pasar saham dan obligasi Indonesia, dalam jangka pendek akan berdampak kurang baik.

Menurutnya, faktor yang mendorong Goldman Sachs untuk memangkas rating, di antaranya risiko fiskal Indonesia yang semakin meningkat seiring adanya berbagai insentif yang ditawarkan oleh pemerintah dan adanya pembentukan BPI Danantara.

Seiring dengan itu, ia merekomendasikan agar pemangku kebijakan harus lebih berhati-hati dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tengah melemahnya daya beli masyarakat, menurunnya jumlah kelas menengah, serta stagnasi rasio pajak.

Goldman Sachs memotong peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight, sedangkan di pasar obligasi, mereka juga menyesuaikan peringkat untuk surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun hingga 20 tahun menjadi netral dari sebelumnya termasuk disukai.

Menurunnya peringkat saham dan obligasi Indonesia melanjutkan penilaian serupa dari Morgan Stanley pada akhir bulan lalu, yang telah memangkas peringkat saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia dari equal weight menjadi underweight.

Dalam laporannya, imbal hasil atau return on equity (ROE) Indonesia menunjukkan momentum penurunan, terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan bagi sektor cyclical domestik.