
Museum Batik Pekalongan pamerkan koleksi batik bernuansa Islami

Pekalongan (ANTARA) - Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, menampilkan sejumlah koleksi batik bertema "Jejak Islam dalam Batik" yang dipamerkan selama memasuki bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah.
Kepala Museum Batik Kota Pekalongan Nurhayati Sinaga di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa koleksi batik dengan nuansa Islam memiliki karakteristik khas yakni tidak menampilkan makhluk hidup seperti manusia atau hewan namun sebaliknya bersisi simbol, pesan, dan nilai-nilai Islam yang dituangkan dalam pola dan motif tertentu.
"Pameran ini menampilkan koleksi batik dengan corak dan filosofi Islami yang kuat di antaranya motif Jlamprang, Basurek, dan Rifaiyah," katanya.
Batik Jlamprang, misalnya memiliki pola geometris sedang batik Basurek dipenuhi dengan kaligrafi Arab yang mengandung ayat-ayat suci Al Quran, serta batik Rifaiyah merupakan warisan budaya yang dipengaruhi oleh ajaran Islam Rifaiyah.
Ciri khas batik bermotif bernafas Islam ini, kata dia, tidak terdapat motif yang menggambarkan makhluk hidup.
Ia mengatakan sebagai bagian dari program edukasi, pihaknya juga akan mengadakan kajian khusus tentang batik bernafas Islami dalam waktu dekat ini untuk menggali lebih dalam makna, filosofi, serta sejarah perkembangan batik tersebut di daerah.
"Kami mengundang masyarakat untuk berkunjung dan menikmati suasana Ramadhan melalui koleksi batik yang penuh makna ini yang telah disiapkan khusus dengan konsep Islami yang sejuk dan menenangkan sekaligus berkontemplasi dan merenungi nilai-nilai keimanan," katanya.
Nurhayati Sinaga mengatakan jam operasional Museum Batik Pekalongan selama Ramadhan dibuka pada hari Senin hingga Minggu mulai pukul 08.30 WIB hingga 14.30 WIB.
"Kami mengajak masyarakat datang ke museum dan mengenal lebih dalam jejak Islam dalam batik. Pameran ini bukan hanya sekadar tentang keindahan kain batik saja namun juga tentang warisan budaya yang kaya akan nilai spiritual," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor:
Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025