Logo Header Antaranews Jateng

Pemkab Batang imbau KPM PKH yang sudah mampu lakukan graduasi mandiri

Kamis, 27 Maret 2025 17:06 WIB
Image Print
Seorang peserta kelurga penerima manfaat (PKM) program keluarga harapan (PKH) Baenah di kediamannya Desa Sidorejo, Kecamatan warungasem, Kabupaten Batang, Kamis (27/3/2025). (ANTARA/Kutnadi)

Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah, mengimbau para peserta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah dinilai mampu agar melakukan graduasi mandiri.

"Ya, kami berharap KPM PKH yang sudah sejahtera bisa graduasi agar bisa digantikan warga yang masih membutuhkan bantuan sosial ini," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Batang Wilopo di Batang, Kamis.

Pihaknya secara bertahap melakukan pendataan pada warga miskin yang perlu mendapat bantuan sosial guna memastikan KPM PKH bisa tepat sasaran.

"Saat ini masih ada 35.591 KPM dan kami berharap ada penurunan 10 KPM PKH yang melakukan graduasi mandiri setiap tahun," katanya.

Ia mengatakan KPM PKH memiliki kriteria penerima yang jelas dan terukur agar nantinya bantuan sosial tersebut dapat tepat sasaran.

Penerima manfaat, kata dia, betul-betul murni sudah sesuai dengan aturan yang ada yaitu masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), kemudian ada komponen ibu hamil, balita, disabilitas, lansia, anak sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas(SMA)/sederajat.

"Jadi, perubahan data penerima bantuan pun tidak bisa dilakukan sembarangan. Kalau kami mengusulkan bisa seperti untuk ketidaklayakan. Ketidaklayakan itu berarti yang kemarin dapat bantuan, karena dinilai sudah layak, atau lulus atau bisa mandiri bisa diganti dengan penerima manfaat yang masih menunggu antrean," katanya.

Salah seorang peserta KPM PKH Baenah mengatakan pada awalnya ia mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk biaya SD anaknya sebesar Rp200 ribu per bulan. Kemudian, kata dia, setelah anaknya menempuh pendidikan di SMP menjadi Rp250 ribu per bulan.

"Ya, adanya Program Keluarga Harapan, kami merasa terbantu untuk menyekolahkan anak di SMP. Jujur saja, jika tidak ada bantuan itu, kami tidak mungkin bisa menyekolahkan anak di SMP karena suami saya hanya sebagai angon bebek," kata istri dari Mulyanto itu.




Baca juga: Pemkab Batang larang pemakaian mobil dinas untuk mudik



Pewarta :
Editor: Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025