Logo Header Antaranews Jateng

RPP Tembakau Disahkan, Petani Ancam Golput Pemilu

Jumat, 29 Juni 2012 15:44 WIB
Image Print
Seorang tukang becak melintas di dekat spanduk berisi penolakan terhadap Rencangan Peraturan Pemerintah (RPP) tembakau di Pamekasan, Madura, Jatim, Senin (7/5). RPP pengendalian tembakau tersebut ditolak para petani yang tergabung dalam Koalisi Nasio


"Sebanyak 1.122 petani tembakau tergabung APTI Boyolali, akan berangkat ke Istana Negara, Senin (2/7), menolak RPP jika pemerintah tetap mengesahkan, kami mengancam tidak ikut Pemilu tahun mendatang," kata Ketua APTI Boyolali Teguh Sambodo, usai audiensi dengan Wakil Bupati Agus Purmanto, di Boyolali, Jumat.

Menurut dia, pemerintah jika tetap mengesahkan RPP tentang Tembakau, dampaknya sangat luar biasa bagi petani tembakau di Boyolali yang mengandalkan ekonominya melalui tanaman musiman itu.

Ia menjelaskan, RPP tentang Tembakau tersebut kadar tar nikotin dibatasi hanya sekitar 1,5 persen, sedangkan tembakau asal Boyolali mencapai enam hingga delapan persen.

"Hal ini, tentunya sangat berdampak terhadap tembakau asal Boyolali menjadi tidak laku dijual, jika RPP itu disahkan," katanya.

Menurut dia, dalam RPP tersebut juga ada pasal yang menyebutkan bahwa tembakau hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan kosmetik dan pestisida, bukan bahan rokok.

"Hal ini, tentunya akan memberatkan para petani, karena tembakau produksi Boyolali mau dijual kemana?," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menilai RPP tentang Tembakau tidak memiliki ekonomi bagi para petani, karena petani tembakau saja yang mampu bertahan jika memasuki musim kemarau panjang.

Setiap musim panen tembakau datang di Boyolali, kata dia, perputaran uang dapat mencapai triliunan rupiah hanya khusus komoditas itu, sehingga para petani tembakau di Boyolali ekonominya dari tahun ke tahun semakin baik.



Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024