Logo Header Antaranews Jateng

Peneliti Identifikasi Spesies Katak Baru di Sumatera

Selasa, 28 Agustus 2012 11:55 WIB
Image Print


Spesies katak baru bernama Hylarana rawa yang diidentifikasi oleh Masafumi Matsui dari Kyoto University serta Mumpuni dan Amir Hamidy dari Pusat Riset Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu sudah dipublikasikan di the Herpetological Society of Japan pada Juni 2012.

Melalui surelnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, Amir menjelaskan menurut hasil analisis molekuler spesimen katak yang diteliti memiliki perbedaan jarak genetik cukup besar yakni antara 13,9 persen dan 15,7 persen dari jenis-jenis lain sekerabatnya sehingga dikategorikan sebagai jenis baru.

"Umumnya jarak genetik di gen 16 S rRNA antar jenis katak hanya tiga persen sampai empat persen. Penemuan ini sangat menguatkan bahwa spesimen ini merupakan jenis baru," kata Amir, peneliti LIPI yang sedang belajar di Kyoto University, Jepang.

Para peneliti selanjutnya juga mencari karakter morfologi yang membedakan katak jenis baru itu dengan katak jenis-jenis lain yang sekerabat, dan berhasil mengidentifikasi salah satu karakter seks sekunder pada spesimen katak jantan yakni keberadaan kelenjar di lengan atas atau humeral gland yang sangat besar dibandingkan dengan ukuran badannya.

Selain memiliki humeral gland yang merupakan ciri seks sekunder katak jantan beberapa marga, katak jenis baru itu juga memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil untuk ukuran katak dewasa marga Hylarana, serta selaput kaki yang minimum.

"Karena bukti-bukti kuat telah kami temukan selanjutnya kami mendiskripsikannya sebagai jenis baru. Jenis baru ini kami beri nama Hylarana rawa. Nama spesies ini kami ambil dari kata 'rawa' yang merupakan habitat dari jenis ini," jelasnya.

Habitat Hylarana rawa merupakan rawa gambut yang pH-nya cukup rendah (asam). Tidak semua jenis katak bisa hidup di daerah rawa gambut yang asam, hanya jenis-jenis tertentu saja yang bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan seperti itu.


Tambah ragam

Spesies katak baru tersebut menambah ragam jenis katak dari marga Hylarana atau yang sebelumnya dikenal dengan nama marga Rana.

Marga Hylrana terdiri atas 86 jenis yang tersebar sangat luas mulai dari Afrika, daerah tropis Asia, sampai ke bagian utara Australia. Dari 86 jenis tersebut, 34 empat jenis diantaranya terdapat di Indonesia.

Sebelumnya di Pulau Sumatera ada 12 jenis katak marga Hylarana. Penemuan spesies baru Hylarana rawa sp. nov. menambah jumlah jenis Hylarana di Sumatera menjadi 13 jenis.

Amir mengatakan, survei lebih lanjut untuk menemukan kembali Hylarana rawa sangat dibutuhkan mengingat informasi biologi dan status konservasi jenis katak itu belum ada.

"Jangan sampai penemuan kali ini menjadi penemuan terakhir Hylarana rawa," katanya.

Kekawatiran ini cukup beralasan karena amfibi merupakan kelompok hewan yang sangat rentan dengan perubahan lingkungan, termasuk pemanasan global. Tingginya laju perusakan hutan, termasuk hutan rawa gambut, akan meningkatkan laju kepunahan amfibi, demikian Amir Hamidy.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024