Logo Header Antaranews Jateng

Farhan, Anak Tiri Anak Buah Abu Bakar Baasyir

Senin, 3 September 2012 08:50 WIB
Image Print


Abdullah Umar telah menjalani hukuman setelah divonis bersalah karena dianggap terlibat dalam jaringan terorisme, kata salah seorang warga Liang Bunyu Kecamatan Sebatik Barat Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, Nasir, di Sebatik, Minggu malam.

Menurutnya, Farhan yang merupakan salah satu teroris yang menjadi korban penembakan di Solo Jawa Tengah tersebut berteman baik dengan anaknya sewaktu tinggal di Liang Bunyu tahun 2000 silam.

Ia mengaku sangat kaget setelah mendengar pemberitaan di media bahwa teroris yang tewas di Solo adalah Farhan Mujahid. Bahkan Nasir mengetahui saat penangkapan Ustad Abdullah Umar saat bersama dengan Ustad Abu Bakar Baasyir.

"Saya tahu waktu Ustad Abdullah Umar ditangkap sebagai anggota teroris saat bersama Abu Bakar Baasyir," ujarnya.

Ketika Ustad Abdullah Umar berada di Desa Liang Bunyu selaku kepala sekolah SD 041 Muhammadiyah Liang Bunyu sering menggelar pengajian dan berdakwah di masjid-masjid termasuk di Masjid Darus Salam yang berdampingan dengan sekolahnya, kata Kepala Desa Liang Bunyu, Mansyur, di Sebatik, Minggu malam.

Marhani, salah seorang mantan guru bantu Ustad Abdullah Umar mengakui bahwa mantan kepala sekolahnya yang saat telah divonis terlibat dalam jaringan teroris di Indonesia itu setiap berdakwah hanya mengajarkan ajaran agama sesuai Al Quran dan hadist.

Ia mengakui dirinya juga seringkali mengikuti pengajian dan dakwah yang dilakukan Ustad Abdullah tersebut.

"Saya sering juga ikuti pengajian yang dilakukan Ustad Abdullah setiap pulang sekolah di masjid," kata Marhani.

Namun setelah meninggalkan Liang Bunyu tahun 2005 dengan memboyong dua orang istrinya yang salah satunya adalah ibu kandung Farhan Mujahid tidak pernah mendengar lagi aktivitasnya.

Tetapi pada saat itu, dia (Abdullah Umar) sempat pamitan dengan warga Liang Bunyu dan mengatakan akan pulang ke Jakarta karena Farhan akan melanjutkan sekolahnya di Pondok Pesantren Ngruki.

Marhani maupun Nasir baru mengetahui keberadaannya, ketika tertangkap oleh kepolisian karena dianggap masuk dalam jaringan terorisme di Indonesia bersama Ustad Abu Bakar Baasyir.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024