Logo Header Antaranews Jateng

Kesan Angker Alas Roban Terus Terkikis

Selasa, 6 Agustus 2013 20:57 WIB
Image Print
Kendaraan berat jenis truk melintas di kawasan Alas Roban, Batang, Jawa Tengah. FOTO ANTARA/Ismar Patrizki


Jalur yang penuh tanjakan dan tikungan ini sudah tidak begitu menjadi "momok" para pemudik yang melintasi di jalur Alas Roban sebagai jalur biang kemacetan dan kejahatan serta kecelakaan.

Kesan keangkeran jalur Alas Roban ini, kini terus terkikis dengan bertambahnya bangunan penunjang sarana dan prasarana yang berada di jalur pantai utara Kecamatan Gringsing hingga mendekati Kecamatan Batang Kota.

Bertumbuhnya tempat istirahat (rest area) di sepanjang jalur pantura Alas Roban hingga Kecamatan Kandeman relatif membantu pengguna jalan atau pemudik yang merasa kelelahan untuk sekadar beristirahat dengan kondisi aman serta nyaman.

Bagi pemudik yang ingin melanjutkan perjalanan kembali, juga tidak perlu cemas terhadap kemacetan karena di sepanjang jalur Alas Roban hingga mendekati Batang Kota sudah terbagi menjadi dua jalur serta empat lajur sehingga tingkat kemacetan akan relatif sedikit.

Bahkan, untuk mengantisipasi tingkat kemacetan dan kecelakaan di kawasan Alas Roban, kini sudah terbagi menjadi jalur, yaitu jalur lingkar selatan dan tengah yang digunakan untuk lintasan kendaraan berat, serta jalur utara untuk jenis mobil dan sepeda motor.

Selain itu, penambahan beberapa lampu penerangan jalan yang di pasang di sepanjang jalur pantura Batang ini juga menambah kenyamanan dalam berkendaraan.

Kendati demikian, jalan yang dahulu dikenal sebagai jalur "tengkorak" ini belum sepenuhnya akan berhasil dari kemacetan atau kecelakaan jika pengguna jalan tidak berdisplin berlalu lintas di jalan raya.

"Jalur Alas Roban memang sudah berbeda kondisinya jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990-an. Dahulu, jika mau lewat jalur ini, kami merasa tidak nyaman karena selain takut kemacetan juga kecelakaan lalu lintas," kata pemudik Muslihun Edo yang sedang beristirahat di rest area setempat.

Dahulu, kondisi jalan raya pantura Alas Roban hingga Subah relatif sepi dan sedikit lampu penerangan jalan sehingga hal ini menjadi lokasi orang yang ingin berbuat jahat.

"Dahulu, jalur Alas Roban terkesan 'angker' karena selain jalannya banyak tikungan dan menanjak, juga sempit sehingga kondisi itu menjadi tempat kerawanan kejahatan maupun kecelakaan. Akan tetapi, kini kondisi jalur Alas Roban sudah berbeda jauh sehingga relatif aman serta nyaman," kata pengemudi truk, Ngadiono, berasal dari Jawa Timur itu.

Kepala Kepolisian Resor Batang AKBP Widi Atmoko mengatakan bahwa secara umum, kondisi jalur pantura Kota Batang hingga Alas Roban sudah baik dan hanya masih ada beberapa titik saja yang berlubang.

"Akan tetapi, yang terpenting lagi, kami mengimbau pada pemudik waspada dan hati-hati saat melintas di jalur rawan kecelakaan, seperti tanjakan Poncowati dan jalan lingkar selatan Alas Roban karena kondisinya berupa tikungan dan tanjakan," katanya.

Berdasar data kecelakaan lalu lalu lintas pada tahun 2012 tercatat sebanyak 511 kasus atau naik sekitar 25,9 persen dibanding tahun sebelumnya 408 kasus.

Sebanyak 511 kasus tersebut telah menimbulkan 73 orang meninggal dunia, 77 luka berat, 610 orang luka ringan, serta kerugian materi Rp769.550.000.

"Sementara itu, angka kasus kecelakaan selama Januari hingga akhir Mei 2013 sebanyak 222 kasus, meliputi sebanyak 28 orang meninggal dunia, enam orang luka berat, 269 luka ringan, serta kerugian materi Rp305.200.000," katanya.

Menurut dia, tingkat angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya ini, hampir sebagian besar karena faktor kelalaian manusian saat berkendaraan.

"Sebanyak 508 dari 511 kasus kecelakaan di jalan raya karena 'human error' sedang sisanya faktor kelengkapan kendaraan, cuaca, serta kondisi jalan. Oleh karena itu, untuk menghapus kesan 'angker' di jalan Alas Roban perlu kedisiplinan pengguna jalan" katanya.

Pewarta :
Editor: Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2025