Aktivitas Gunung Slamet Berupa Letusan dan Embusan Asap
Kamis, 18 September 2014 10:31 WIB
Letusan lava pijar Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jateng, Rabu (17/9). Gunung Slamet kembali mengeluarkan letusan yang disertai lava pijar dan menyebabkan hujan abu di wilayah Kabupaten Banyumas, setelah empat hari t
"Hingga saat ini tidak terekam gempa-gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa status Gunung Slamet masih tetap "Siaga" (level III).
Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, dalam 12 jam terakhir yang terbagi menjadi dua periode.
Dalam periode pengamatan yang dilakukan pada hari Rabu (17/9), pukul 18.00-00.00 WIB, Gunung Slamet teramati tujuh kali mengeluarkan sinar api setinggi 100-800 meter, enam kali melontarkan lava atau material pijar tinggi 200-500 meter dari puncak, serta terdengar lima kali suara dentuman sedang hingga kuat, sedangkan kegempaan terekam 48 kali gempa embusan, 11 kali gempa letusan, dan dua kali tremor harmonik.
Sementara pada hari Kamis (18/9), pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual teramati satu kali letusan abu tebal kehitaman tinggi 500 meter dari puncak yang condong ke arah barat daya dan terdengar satu kali suara dentuman sedang, sedangkan kegempaan terekam 104 kali gempa embusan, 27 kali gempa letusan, dan satu kali tremor harmonik.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak Gunung Slamet karena merupakan daerah bahaya. Warga yang bermukim di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono itu.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa status Gunung Slamet masih tetap "Siaga" (level III).
Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, dalam 12 jam terakhir yang terbagi menjadi dua periode.
Dalam periode pengamatan yang dilakukan pada hari Rabu (17/9), pukul 18.00-00.00 WIB, Gunung Slamet teramati tujuh kali mengeluarkan sinar api setinggi 100-800 meter, enam kali melontarkan lava atau material pijar tinggi 200-500 meter dari puncak, serta terdengar lima kali suara dentuman sedang hingga kuat, sedangkan kegempaan terekam 48 kali gempa embusan, 11 kali gempa letusan, dan dua kali tremor harmonik.
Sementara pada hari Kamis (18/9), pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual teramati satu kali letusan abu tebal kehitaman tinggi 500 meter dari puncak yang condong ke arah barat daya dan terdengar satu kali suara dentuman sedang, sedangkan kegempaan terekam 104 kali gempa embusan, 27 kali gempa letusan, dan satu kali tremor harmonik.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak Gunung Slamet karena merupakan daerah bahaya. Warga yang bermukim di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono itu.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pemkab Flotim sampaikan terima kasih bantuan LKBN ANTARA bagi korban erupsi
01 December 2024 16:34 WIB