Jokowi-SBY Sempat Bicara Rencana Koalisi di DPR
Jumat, 3 Oktober 2014 17:04 WIB
Joko Widodo, calon presiden terpilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, 9 Juli lalu, bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. (ANTARAFOTO/Nyoman Budhiana)
"Akan tetapi, komunikasi politik itu belum ada hasilnya," kata Tjahjo yang juga anggota DPR RI periode 2014--2019 asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah I dalam wawancara dengan Antara melalui BlackBerry Messenger (BBM), Jumat.
"Kelanjutan hasil pertemuan tersebut?" tanya Antara dari Semarang, Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyatakan, "Kami telah menutup pintu rencana koalisi dengan Partai Demokrat."
Namun, lanjut Tjahjo, sebelumnya pihaknya melalui Jokowi (calon presiden terpilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, 9 Juli 2014) telah melobi SBY, bahkan pertemuannya tengah malam.
"Sampai Pak Jokowi mau datang tengah malam melobi Ketua Umum DPP Partai Demokrat SBY. Kalau memang hasil lobi tidak 'happy ending', tidak masalah. Ya, sudah, kan tidak bisa saling memaksa, mungkin masih ada pertimbangan-pertimbangan politik yang belum pas," kata Tjahjo.
"Kenapa tidak Ibu Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang menemui langsung Pak SBY?" tanya Antara, Tjahjo menegaskan, "Tidak ada undang-undang yang mengatur Ibu Mega harus bertemu Pak SBY. Tidak ada hubungannya. Bu Mega juga bukan bawahannya Pak SBY dan sebaliknya, tidak ada aturan untuk segera bertemu."
Menyinggung hubungan antara kedua partai, Tjahjo mengemukakan bahwa PDI Perjuangan tidak pernah menyerang kebijakan Partai Demokrat di luar parlemen selama SBY sebagai Presiden RI.
"Kalaupun ada kritik atau beda pendapat tentang kebijakan, itu karena posisi PDI Perjuangan sebagai partai yang berada di luar pemerintahan Presiden SBY, bahkan kami saling menghormati," katanya.
Menjawab mengenai hubungan antara Megawati dan SBY, Tjahjo mengatakan, "Selama 10 tahun apa ada Ibu Mega merecoki Pak SBY? Tidak ada kan?"
"Sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan," kata Tjahjo, "kalau ada pernyataan Ibu Mega yang kritis, menurut saya, wajar karena posisi kami di luar pemerintahan pusat. Posisi kami sama dengan pers, yang menyampaikan kebijakan-kebijakan pemerintah secara kritis dan 'fair'."
Tjahjo menegaskan bahwa selama 10 tahun Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI, tidak pernah ada usaha-usaha dari PDI Perjuangan untuk meruntuhkan pemerintahan SBY. Bahkan, partainya tidak pernah menyinggung kebijakan pribadi SBY sebagai kepala negara.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menandaskan, "Tidak pernah ada indikasi-indikasi mau kudeta. Kami sadar hanya sebagai partai politik yang di luar pemerintahan selama 10 tahun dan itu amanat Kongres PDI Perjuangan. Bahkan, kami tidak mengerahkan massa terbuka untuk demo pemerintahan yang sah di bawah Presiden SBY."
"Kelanjutan hasil pertemuan tersebut?" tanya Antara dari Semarang, Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyatakan, "Kami telah menutup pintu rencana koalisi dengan Partai Demokrat."
Namun, lanjut Tjahjo, sebelumnya pihaknya melalui Jokowi (calon presiden terpilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, 9 Juli 2014) telah melobi SBY, bahkan pertemuannya tengah malam.
"Sampai Pak Jokowi mau datang tengah malam melobi Ketua Umum DPP Partai Demokrat SBY. Kalau memang hasil lobi tidak 'happy ending', tidak masalah. Ya, sudah, kan tidak bisa saling memaksa, mungkin masih ada pertimbangan-pertimbangan politik yang belum pas," kata Tjahjo.
"Kenapa tidak Ibu Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang menemui langsung Pak SBY?" tanya Antara, Tjahjo menegaskan, "Tidak ada undang-undang yang mengatur Ibu Mega harus bertemu Pak SBY. Tidak ada hubungannya. Bu Mega juga bukan bawahannya Pak SBY dan sebaliknya, tidak ada aturan untuk segera bertemu."
Menyinggung hubungan antara kedua partai, Tjahjo mengemukakan bahwa PDI Perjuangan tidak pernah menyerang kebijakan Partai Demokrat di luar parlemen selama SBY sebagai Presiden RI.
"Kalaupun ada kritik atau beda pendapat tentang kebijakan, itu karena posisi PDI Perjuangan sebagai partai yang berada di luar pemerintahan Presiden SBY, bahkan kami saling menghormati," katanya.
Menjawab mengenai hubungan antara Megawati dan SBY, Tjahjo mengatakan, "Selama 10 tahun apa ada Ibu Mega merecoki Pak SBY? Tidak ada kan?"
"Sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan," kata Tjahjo, "kalau ada pernyataan Ibu Mega yang kritis, menurut saya, wajar karena posisi kami di luar pemerintahan pusat. Posisi kami sama dengan pers, yang menyampaikan kebijakan-kebijakan pemerintah secara kritis dan 'fair'."
Tjahjo menegaskan bahwa selama 10 tahun Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI, tidak pernah ada usaha-usaha dari PDI Perjuangan untuk meruntuhkan pemerintahan SBY. Bahkan, partainya tidak pernah menyinggung kebijakan pribadi SBY sebagai kepala negara.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menandaskan, "Tidak pernah ada indikasi-indikasi mau kudeta. Kami sadar hanya sebagai partai politik yang di luar pemerintahan selama 10 tahun dan itu amanat Kongres PDI Perjuangan. Bahkan, kami tidak mengerahkan massa terbuka untuk demo pemerintahan yang sah di bawah Presiden SBY."
Pewarta : Kliwon
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ratusan pendukung PSIS sempat blokade akses masuk Stadion Jatidiri Semarang
12 December 2024 6:09 WIB
Sunhaji mengaku sempat tersinggung ucapan Gus Miftah, kini saling memaafkan
04 December 2024 19:34 WIB
52 kru KM Kirana I yang terbakar dievakuasi, sebagian sempat terjun ke laut
11 August 2024 21:50 WIB
Dugaan TPPO mahasiswa magang di Jerman, Udinus Semarang sempat kirim 12 mahasiswa
29 March 2024 6:55 WIB
Puluhan pemulung sempat terjebak kebakaran di TPA Jatibarang Semarang
06 October 2023 20:37 WIB, 2023
Gempa Bantul, perjalanan 11 KA di wilayah Daop IV Semarang sempat dihentikan
01 July 2023 5:30 WIB, 2023