Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, mengatakan kebijakan Pemerintah terkait penetapan harga BBM sangat berpengaruh terhadap harga jual barang di toko.

“Sewaktu pengumuman kenaikan harga BBM pada 18 November 2014 oleh Presiden Jokowi, para pemasok telah menaikan harga 5-7 persen. Ketika harga BBM turun, kami mendesak produsen dan pemasok ikut menurukan harga, agar pengelola minimarket bisa ikut menurunkan harga jual bagi konsumen ” katanya, Senin.

Namun, penurunan harga tersebut nantinya tidak linier seperti penurunan harga BBM. Misalnya jika BBM saat ini turun 11,85% (dari Rp 8.500 ke Rp 7.600 per liter) maka harga di toko tidak bisa turun linier sebesar 11,85 persen.

“Intinya, kami juga akan lakukan penyesuaian, perusahaan menyambut baik kebijakan itu, dampaknya cukup positif bagi perusahaan. Kami dapat menekan beban operasional dengan signifikan. Harapan kami ke depan, tarif dasar listrik (TDL) juga akan terkoreksi,” imbuhnya dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Senin.

Seperti kita ketahui Pemerintah telah menaikan harga BBM bersubsidi pada 18 November 2014 sebesar Rp 2.000 per liter (dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter atau sebesar 30,77%), per 1 Januari pemerintah memangkas kembali sesesar Rp 900 (dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter atau sebesar 11,84%). (ksm)