"Pemerintah Kota mestinya serius dalam mengurus transportasi publik, seperti Trans Semarang dan terminal. Jangan main-main dengan mengurus persoalan transportasi publik," katanya di Semarang, Rabu.

Menurut dia, Pemkot Semarang harus menempatkan orang-orang yang profesional untuk mengelola Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang, termasuk pengelolanya diserahkan kepada non-pegawai negeri sipil (PNS).

"Boleh kok pengelolanya bukan PNS. Kalau masih dipertahankan seperti sekarang, pasti Trans Semarang tidak mendapatkan hasil yang memuaskan," kata Kepala Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata itu.

Ia mengatakan pengelolaan BLU Trans Semarang yang sekarang ini masih di bawah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang juga harus dipisahkan agar pengelolaannya berjalan dengan maksimal.

"Jika masih jadi satu dengan pengelolaan Terminal Mangkang seperti sekarang, ya tidak mungkin hasil kerjanya maksimal. Keduanya (Trans Semarang dan Terminal Mangkang, red.) butuh pengelolaan ekstra," tukasnya.

Berkaitan dengan pelayanan, Djoko menyoroti pentingnya meningkatkan jaminan keamanan penumpang Trans Semarang dari tindak kriminalitas di atas bus, seperti pencopetan dan pelecehan seksual.

"Kejahatan di atas bus, seperti pencopetan dan pelecehan seksual harus diantisipasi. Salah satunya, mengganti armada berukuran kecil dengan besar untuk meningkatkan kapasitas penumpang," katanya.

Armada bus dengan ukuran besar, kata dia, bisa menghindari terjadinya penumpang berdesak-desakan yang menjadi incaran para pelaku kriminal, sebab filosofi angkutan massal memang armada yang besar.

"Bisa juga dengan memisahkan penumpang laki-laki dan perempuan, lewat penyediaan armada bus gandeng. Ya, bus gandeng ini memang hanya bisa dioperasikan di rute datar, seperti Koridor I dan Koridor III," katanya.

Pemasangan close circuit television (CCTV) di dalam bus juga bisa dilakukan untuk mengantisipasi tindak kejahatan, kata dia, namun perlu dipastikan perangkat tersebut benar-benar berfungsi baik.

"Kalau alatnya (CCTV, red.) tidak berfungsi, ya, percuma. Bisa juga menempatkan petugas keamanan di dalam bus yang ikut selama perjalanan sehingga penumpang bisa merasa lebih aman dan nyaman," katanya.