Pengarang Terkenal Desak Bangladesh Berhenti Serang Blogger
Sabtu, 23 Mei 2015 7:38 WIB
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (REUTERS/Mikhail Metzel/Pool)
Tiga blogger telah dibunuh oleh tersangka milisi sejak Februari, dengan korban terbaru, Ananta Bijoy Das, yang diserang pada jam sibuk di pagi hari di kota Sylhet awal bulan ini, lapor AFP.
Dalam petisi yang dipublikasikan di harian The Guardian yang berkantor di London, 150 penulis meminta Perdana Menteri Sheikh Hasina dan pemerintahannya "melakukan apapun dalam kekuasaan mereka untuk memastikan bahwa peristiwa tragis tiga bulan terakhir tidak terulang, dan untuk membawa pelaku ke pengadilan".
"Kami prihatin dengan pola meningkatnya kekerasan terhadap penulis dan wartawan yang secara damai mengekspresikan pandangan mereka," kata petisi itu.
"Kebebasan berekspresi adalah hak dasar dalam konstitusi Bangladesh dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. "
Bangladesh adalah negara yang secara resmi sekuler namun lebih dari 90 persen penduduknya, yang berjumlah 160 juta, adalah Muslim.
Negara ini telah mengalami peningkatan serangan oleh ekstremis agama dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangan terhadap blogger mengundang kritik luas bahwa budaya impunitas telah diizinkan untuk berkembang.
Rushdie menghabiskan satu dasawarsa bersembunyi setelah pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa pada tahun 1989 yang menyerukan kematiannya atas bukunya "The Satanic Verses", yang dipandang mengejek Nabi Muhammad.
Penandatangan lainnya antara lain penulis terkemuka India, Amitav Ghosh dan Rohinton Mistry, serta penulis Irlandia Colm Toibin dan penulis Norwegia Karl Ove Knausgaard.
Dalam petisi yang dipublikasikan di harian The Guardian yang berkantor di London, 150 penulis meminta Perdana Menteri Sheikh Hasina dan pemerintahannya "melakukan apapun dalam kekuasaan mereka untuk memastikan bahwa peristiwa tragis tiga bulan terakhir tidak terulang, dan untuk membawa pelaku ke pengadilan".
"Kami prihatin dengan pola meningkatnya kekerasan terhadap penulis dan wartawan yang secara damai mengekspresikan pandangan mereka," kata petisi itu.
"Kebebasan berekspresi adalah hak dasar dalam konstitusi Bangladesh dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. "
Bangladesh adalah negara yang secara resmi sekuler namun lebih dari 90 persen penduduknya, yang berjumlah 160 juta, adalah Muslim.
Negara ini telah mengalami peningkatan serangan oleh ekstremis agama dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangan terhadap blogger mengundang kritik luas bahwa budaya impunitas telah diizinkan untuk berkembang.
Rushdie menghabiskan satu dasawarsa bersembunyi setelah pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa pada tahun 1989 yang menyerukan kematiannya atas bukunya "The Satanic Verses", yang dipandang mengejek Nabi Muhammad.
Penandatangan lainnya antara lain penulis terkemuka India, Amitav Ghosh dan Rohinton Mistry, serta penulis Irlandia Colm Toibin dan penulis Norwegia Karl Ove Knausgaard.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Target tak terpenuhi, produsen rokok terkenal di Kudus ajukan penurunan golongan
19 January 2021 14:24 WIB, 2021
Almarhum Pramoedya Ananta Toer terkenal tidak akur dengan pemerintahan
06 February 2018 15:42 WIB, 2018
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017