Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wonosobo, Agus Purnomo di Wonosobo, Rabu, mengatakan peningkatan wisatawan berkunjung ke beberapa objek wisata unggulan di daerah ini selayaknya tidak hanya dipandang sebagai sebuah berkah semata.

Ia mengatakan semakin banyak wisatawan yang berkunjung tersebut, perlu dipikirkan pula efek negatif yang berpotensi muncul, seperti penumpukan sampah di objek wisata.

"Oleh karena itu, para pramuwisata harus lebih peka terhadap hal tersebut, karena pemandu wisata secara langsung berhubungan dengan para wisatawan," katanya.

Ia menuturkan dengan memberi contoh memungut sampah yang berserakan di objek wisata diharapkan langkah para pemandu wisata tersebut dapat diikiti oleh wisatawan.

Selain itu, katanya pramuwisma juga harus meningkatkan kemampuannya, terutama dalam hal keterampilan bahasa dan teknologi informasi.

"Pemadu yang memiliki kemampuan berbahasa internasional lebih baik, maka para wisatawan juga akan semakin memahami lokasi tujuan wisata mereka," katanya.

Keterampilan berbahasa tersebut, menurut Agus tidak kalah penting dengan kemampuan penguasaan destinasi wisata beserta kesejarahannya.

Penasihat Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Wonosobo, Agus Cuk Sugiyanto berharap para pramuwisata masa kini tidak berhenti berbenah diri.

"Tantangan ke depan terkait industri sektor pariwisata tidak mudah sehingga tanpa penguasaan skill serta kemampuan mumpuni dalam memandu wisatawan, maka profesi strategis ini akan semakin terpinggirkan," katanya.

Menurut dia profesi pramuwisata saat ini masih sangat dibutuhkan, karena banyak wisatawan tidak hanya dari mancanegara yang membutuhkan panduan ketika mereka berkunjung ke objek-objek wisata.

"Dataran Tinggi Dieng yang telah puluhan tahun menjadi destinasi utama di Kabupaten Wonosobo masih menyimpan banyak misteri yang perlu dipelajari sehingga para wisatawan tidak sekadar menikmati keindahan alam saja, namun juga mengetahui betapa Dieng sarat dengan sejarah peradaban masa lampau," katanya.