Hollande dan Merkel: "Pintu Terbuka untuk Perundingan Tentang Yunani"
Selasa, 7 Juli 2015 8:23 WIB
Presiden Perancis Francois Hollande (REUTERS/Emmanuel Dunand/Pool)
"Pintu terbuka untuk diskusi dan itu sekarang terserah kepada pemerintah Alexis Tsipras untuk membuat proposal serius dan kredibel sehingga kemauan untuk tinggal di zona euro dapat diterjemahkan ke dalam program yang kekal," kata Hollande.
"Saya menekankan fakta bahwa waktu hampir habis dan ada urgensi -- urgensi untuk Yunani dan urgensi untuk Eropa," katanya setelah bertemu Merkel di Paris, sehari setelah pemilih Yunani menolak proposal dana talangan (bailout) oleh pemberi pinjaman internasional.
Merkel memperkuat komentar Hollande bahwa pintu terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut guna menyelesaikan krisis utang, tetapi mengatakan persyaratan untuk kembali ke perundingan paket penyelamatan baru "belum terpenuhi".
"Dan itu sebabnya kita sekarang menunggu proposal yang sangat tepat dari Perdana Menteri Yunani, sebuah program yang akan memungkinkan Yunani kembali ke kemakmuran," kata Merkel seperti dikutip AFP.
Menjelang pertemuan zona euro yang secepatnya ditetapkan pada Selasa, Hollande mengatakan bahwa sementara di Eropa "ada tempat untuk solidaritas, ada juga keseimbangan antara tanggung jawab dan solidaritas yang tentu saja harus kami lakukan di hari-hari mendatang."
Merkel mengatakan negara-negara zona euro telah menunjukkan "banyak solidaritas dengan Yunani -- proposal terakhir sangat murah hati".
Dia mengatakan juga penting bagi Yunani untuk menghormati pandangan semua 19 negara zona euro.
"Itu juga demokrasi," kata dia.
Pertemuan kepala-kepala negara pada Selasa akan menentukan posisi dalam menanggapi proposal Yunani, kata Hollande.
"Ini sebuah pertanyaan visibilitas, kredibilitas dan saya bahkan mengatakan martabat," katanya.
"Eropa tidak hanya membangun ekonomi, moneter, keuangan. Eropa sebuah majelis yang didirikan pada nilai-nilai, prinsip-prinsip, pada sebuah konsepsi dunia ... konsepsi yang didirikan pada kebebasan, keterbukaan, dan juga pada rasa hormat."
"Saya menekankan fakta bahwa waktu hampir habis dan ada urgensi -- urgensi untuk Yunani dan urgensi untuk Eropa," katanya setelah bertemu Merkel di Paris, sehari setelah pemilih Yunani menolak proposal dana talangan (bailout) oleh pemberi pinjaman internasional.
Merkel memperkuat komentar Hollande bahwa pintu terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut guna menyelesaikan krisis utang, tetapi mengatakan persyaratan untuk kembali ke perundingan paket penyelamatan baru "belum terpenuhi".
"Dan itu sebabnya kita sekarang menunggu proposal yang sangat tepat dari Perdana Menteri Yunani, sebuah program yang akan memungkinkan Yunani kembali ke kemakmuran," kata Merkel seperti dikutip AFP.
Menjelang pertemuan zona euro yang secepatnya ditetapkan pada Selasa, Hollande mengatakan bahwa sementara di Eropa "ada tempat untuk solidaritas, ada juga keseimbangan antara tanggung jawab dan solidaritas yang tentu saja harus kami lakukan di hari-hari mendatang."
Merkel mengatakan negara-negara zona euro telah menunjukkan "banyak solidaritas dengan Yunani -- proposal terakhir sangat murah hati".
Dia mengatakan juga penting bagi Yunani untuk menghormati pandangan semua 19 negara zona euro.
"Itu juga demokrasi," kata dia.
Pertemuan kepala-kepala negara pada Selasa akan menentukan posisi dalam menanggapi proposal Yunani, kata Hollande.
"Ini sebuah pertanyaan visibilitas, kredibilitas dan saya bahkan mengatakan martabat," katanya.
"Eropa tidak hanya membangun ekonomi, moneter, keuangan. Eropa sebuah majelis yang didirikan pada nilai-nilai, prinsip-prinsip, pada sebuah konsepsi dunia ... konsepsi yang didirikan pada kebebasan, keterbukaan, dan juga pada rasa hormat."
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB
Kembangkan sektor industri dan pertanian, Forum Pusaka Jateng 2024 digelar
09 November 2024 22:33 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017