Logo Header Antaranews Jateng

Pemprov Jateng dan Tanoto Foundation kolaborasi turunkan stunting

Selasa, 15 April 2025 21:19 WIB
Image Print
Head of Learning Environment Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati bersama Sekretaris Daerah Jateng Sumarno, dan perwakilan empat kabupaten/kota saat Lokakarya Diseminasi Praktik Baik "Inovasi untuk Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting", di Semarang, Selasa (15/4/2025). ANTARA/Zuhdiar Laeis

Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi dengan Tanoto Foundation dalam upaya menurunkan kasus stunting yang menjadi ancaman dan hambatan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Sekretaris Daerah Jateng Sumarno, di Semarang, Selasa, menekankan bahwa dengan berkolaborasi akan lebih mudah untuk mencegah dan menurunkan stunting di Jateng.

"Angka stunting di Jateng memang sudah turun, namun penanganan masih perlu diteruskan. Karena itu kami apresiasi Tanoto Foundation atas kontribusinya dalam mendampingi penurunan stunting di daerah kami," katanya.

"Dengan adanya kolaborasi tentu pencapaian target penurunan akan lebih cepat terjadi," katanya, saat membuka Lokakarya Diseminasi Praktik Baik "Inovasi untuk Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting".

Jateng merupakan salah satu provinsi prioritas pemerintah dalam penanganan stunting, sebagai daerah dengan populasi penduduk terbesar ketiga di Indonesia.

Program kerja sama Pemprov Jateng, serta Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kabupaten Banyumas, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes dengan Tanoto Foundation dan Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) telah dimulai sejak 2022. Kerja sama tersebut juga dibantu oleh mitra lokal, yaitu Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dan Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata (YKKS).

Sumarno mengatakan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya mempercepat penurunan stunting sehingga menyambut baik kehadiran mitra pembangunan yang turut mendampingi pemerintah daerah dalam mendorong intervensi berbasis data dan kebutuhan lokal.

"Apa yang dilakukan oleh Tanoto Foundation ini melahirkan inovasi-inovasi, dan dapat menjadi masukan serta sangat memungkinkan untuk kami gunakan dalam menyusun strategi penurunan stunting ke depannya di Jateng," katanya.

Ia juga mengapresiasi kolaborasi yang terjadi dan berharap semakin banyak pihak yang turut berkontribusi dalam penurunan stunting di Jateng.

"Kolaborasi Tanoto Foundation di empat kota/kabupaten ini sudah berjalan baik, ini tentu membantu proses penurunan stunting jadi lebih cepat. Kami harap lebih banyak lagi kolaborasi seperti ini yang dapat menjangkau lebih luas lagi daerah-daerah di Jateng," katanya.

Sementara itu, Head of Learning Environment Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati mengatakan bahwa program tersebut berfokus pada empat pilar utama yakni penguatan komunikasi perubahan perilaku (KPP) melalui penyusunan strategi komunikasi, dan pendampingan pelaksanaannya, agar pesan-pesan penting tentang gizi, pola makan, kesehatan ibu, dan pengasuhan anak benar-benar tersampaikan dan diadopsi oleh masyarakat.

Kedua, pengembangan Rumah Anak SIGAP, sebagai sebuah model pusat pengembangan anak yang membekali keluarga dengan pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan pengasuhan yang optimal bagi anak usia 0-3 tahun untuk memastikan setiap anak mendapatkan stimulasi yang mereka butuhkan untuk berkembang optimal, baik secara fisik maupun kognitif.

Ketiga, pendampingan kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan tim pendamping keluarga (TPK) di tingkat kabupaten/kota hingga desa melalui dukungan penguatan tata kelola, perencanaan yang berbasis data, konvergensi program lintas sektor, dan penguatan keterampilan kepada TPK untuk komunikasi yang efektif dan pilot pengembangan Pusat Operasi Penurunan Stunting (POPS), yakni sistem yang menunjukkan data status gizi anak, ibu hamil, dan calon pengantin (catin) di suatu desa serta intervensi yang telah diterima.

"Dari program-program tersebut telah didapat beberapa capaian, seperti 150 tenaga kesehatan yang dilatih, 380 TPPS dan TPK yang menerima mentoring, 900 remaja menerima penguatan kapasitas, 1.289 Kader TPK telah dilatih, dan 9.644 balita serta 60.307 keluarga telah menerima manfaat," katanya.



Pewarta :
Editor: Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025