"Kita lagi proses, kita sudah nambahin jaringan," katanya di Jakarta, Rabu.

Ketiga desa tersebut yakni Desa Balsiku di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Desa Silawan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Desa Rawabiru di Kabupaten Merauke, Papua.

Ia mengatakan, untuk di NTT, desa broadband untuk pertanian, di Nunukan desa nelayan dan di Merauke untuk desa pedalaman.

Menurut dia, desa broadband merupakan upaya pemerintah menjangkau desa-desa agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna meningkatkan kesejahteraannya.

Di wilayah nelayan misalnya, dengan adanya jangkauan internet melalui program tersebut, maka nelayan dapat dibantu menangkap ikan dengan aplikasi yang khusus disediakan agar tangkapan meningkat. Seperti aplikasi untuk mengetahui cuaca, tinggi gelombang dan tempat plankton (makanan ikan) berada.

"Di wilayah pertanian, dengan adanya broadband nanti ada aplikasi yang dikembangkan untuk membantu monitor pemeliharaan tanaman," katanya.

Direktur Telekomunikasi Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail Ahmad mengatakan, desa broadband tersebut akan menjadi percontohan. Desa broadband nantinya bekerjasama dengan berbagai pihak.

Kominfo, menurut dia, akan menyediakan infrastrukturnya seperti peralatan layar, pc komputer dan penyediaan internet. Pemerintah daerah akan menyediakan lahan, biaya pemeliharaan operasi.

Sementara aplikasi diharapkan akan diisi oleh para pengembang lokal. Aplikasi - aplikasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa itu.

"Kita siapkan itu akses yang komunal, ramai-ramai, kalau nanti masyarakat butuh private melalui tablet, smartphone mereka kan butuh download aplikasinya, nah itu sifatnya lokal base," katanya.

Selain itu, menurut dia, diperlukan juga pendampingan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) tersebut.

"Karena ICT itu kan butuh skill untuk memanfaatkan," katanya.