Itu adalah hasil dari upaya oleh Komisi Tiga-Pihak yang dibentuk oleh UNHCR dan Pemerintah Kenya serta Somalia untukmeningkatkan dukungan bagi pemulangan suka-rela para pengungsi Somalia.

Semua 116 orang Somalia tersebut berasal dari Dadaab di Kenyat Timur-laut, tempat permukiman terbesar pengungsi di dunia. Kamp itu menampung sebanyak 333.000 pengungsi Somalia.

UNHCR menyatakan meskipun situasi keamanan di Somalia rapuh, para pengungsi itu telah mulai kembali ke kampung mereka antara Desember 2014 dan awal Agustus, demikian laporan Xinhua.

Sebanyak 2.969 pengungsi Somalia telah pulang ke negara mereka dengan dukungan UNHCR sebagai bagian dari tahap perintis.

Berdasarkan kesepakatan saat ini, bantuan akan diberikan kepada pengungsi yang pulang ke daerah mana pun di Somaliland, Puntland serta Somalia Tengah Selatan. Dan dukungan UNHCR meliputi bantuan keuangan stadard untuk menjamin para pengungsi pulang secara aman dan bermartabat, serta dukungan jangka panjang guna membantu pengungsi menyatu di daerah yang pernah mereka tinggalkan.

Komisi Tiga Pihak didirikan setelah penandatanganan Kesepakatan Tiga Pihak antara Pemerintah Kenya dan Somalia serta UNCHR pada November 2013 guna mengatur kepulangan pengungsi Somalia secara suka-rela, bermartabat dan aman dari Kenya.

"Kebanyakan pengungsi yang pulang dari Kenya ke Somalia akan terus berlangsung melalui darat sebagaimana yang dilakukan selama tahap perintis, dan hanya buat orang dengan kebutuhan perlindungan khusus lah UNHCR akan memfasilitasi angkutan udara," kata seorang juru bicara UNHCR.

Setelah lebih dari dua dasawarsa ketidak-stabilan di Somalia ditambah dengan konsekuensi berupa bencana alam, UNHCR percaya penyelesaian mendesak diperlukan bagi 1,1 juta orang Somalia yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka serta lebih dari 900 pengungsi Somalia yang ditampung di wilayah itu, separuh dari mereka menetap di Kenya.
(C003)