"Perkembangan keuangan global masih tetap mengkhawatirkan, namun Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam menghadapi ini seperti yang terjadi tahun 2013," kata Lagarde saat memberikan kuliah umum di Gedung Magister Manajemen Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa.

Lagarde menuturkan, saat ini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang mengalami penurunan sampai di bawah lima persen namun itu tidak akan permanen.

"Asalkan Indonesia membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru berdasarkan potensi yang ada dengan pengelolaan kebijakan yang tepat," kata Lagarde.

Dia mengatakan Indonesia perlu mencermati situasi perekonomian global yang sekarang sedang diterpa sejumlah persoalan karena itu akan berdampak ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Isu ekonomi global yang perlu dicermati saat ini antara lain penurunan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT), perlambatan pertumbuhan ekonomi global, dan membaiknya perekonomian Amerika Serikat.

"Semua itu akan berdampak pada perekonomian negara lain, termasuk Indonesia, dan Indonesia harus mengantisipasi berbagai proses perubahan ini," ujar Lagarde.

Lagarde menilai, perekonomian Tiongkok saat ini berada dalam masa transisi di mana pemerintah setempat melakukan sejumlah penyesuaian dalam perekonomiannya untuk menuju perekonomian berbasis pasar dan dalam penyesuaian ke model pertumbuhan baru.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan melambat. Tiongkok memiliki instrumen kebijakan dan kekuatan finansial yang cukup untuk mengelola transisi itu.

"Namun demikian, Indonesia sebagai salah satu mitra utama Tiongkok harus siap menghadapi tantangan yang muncul dari proses transisi tersebut," kata Lagarde.

Pada saat yang bersamaan, ia melanjutkan, harga komoditas di pasar dunia sudah mencapai puncak penurunan dan diproyeksikan bertahan pada level saat ini.

Kedua hal itu, menurut dia, berarti permintaan eksternal bagi Indonesia masih akan lemah.

Selain itu, ia mengatakan, Indonesia perlu mengantisipasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat.

Pemulihan ekonomi akan membuat bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga dan itu bisa menyebabkan gejolak keuangan global.