TBBM Boyolali Simulasi Tangani Kebakaran Tangki
Jumat, 11 Desember 2015 8:44 WIB
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api dalam rangkaian simulasi tangani kebakaran tangki.
Boyolali – Terminal BBM Boyolali melakukan simulasi keadaan darurat berupa penanganan kebocoran pada ATG tangki 02 dan api berpotensi menyambar ke tangki lainnya.
Simulasi penanganan kebakaran tangki yang dilakukan pada pertengahan Oktober 2015 tersebut dimaksudkan untuk mengecek kesiapan tim organisasi keadaan darurat (OKD) sekaligus melakukan pengecekan terhadap struktur dan aturan yang berlaku dalam pedoman keadaan darurat apakah dapat diterapkan dengan baik atau sebaliknya.
Operation Head Terminal BBM Boyolali Sutjipto menjelaskan bahwa simulasi berjalan lancar karena adanya kerja sama dari semua pihak dan diharapkan setelah simulasi, semua pihak lebih siap dalam menghadapi keadaan darurat.
Acara simulasi dimulai dengan adanya laporan seorang petugas Control Room (CR) yang melaporkan adanya kebocoran saat melakukan pengecekan ATG tangki 02 dan melihat ada produk premium yang tumpah.
Operation Head (OH) Terminal BBM Boyolali kemudian menginstruksikan fungsi HSSE yang berada di lokasi untuk melakukan tindakan pencegahan dengan menutup jalur ke tangki 02 dan melakukan over tank ke tangki lain.
Langkah tersebut masih belum cukup karena sebaran tumpahan sudah meluas dan menyebabkan nyala api dan operation head selaku Deputy Emergency Relief Coordinator (ERC) mengumumkan kondisi keadaan darurat kepada seluruh pekerja TBBM Boyolali.
Area kejadian kemudian disterilisasi, semua pekerja TBBM Boyolali yang tidak terdaftar dalam struktur Organisasi Keadaan Darurat (OKD) berkumpul di assembly point.
Setelah mendapat instruksi dari Deputy ERC (OH), masing-masing commander berkumpul di Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal), dan telah memegang kendali channel komunikasi.
Selanjutnya Incident Commander (IC), General Commander (GC), Support Commander (SC), dan On Scene Commander (OSC) memberikan instruksi kepada masing-masing anggotanya untuk persiapan dalam menghadapi keadaan darurat tersebut.
OSC memimpin penanggulangan di lapangan dengan pesonil time fire brigade berjumlah enam orang. Selama proses penanggulangan, OSC terus berkoordinasi dengan IC untuk melaporkan update progress tindakan yang telah dilakukan.
IC mendapat laporan adanya korban di oil catcher dekat tangki 03, mendengar hal tersebut IC langsung memerintahkan untuk segera mengevakuasi korban dan berkoordinasi dengan General Commander untuk menurunkan tim medical. Setelah dievakuasi, diketahui korban bernama Sabar,diperkirakan luka patah tulang kaki dan dilakukan perawatan lanjutan di RS Mila Husada.
Setelah dilakukan penanganan, tim fire brigade dan TBKD berhasil menguasai api.Titik api mulai mengecil dan dapat terlokalisir. Untuk persiapan proses pendinginan, air disupply dari pompa sumur.
Setelah kurang lebih selama 1,5 jam dari awal dilaporkannya kejadian, TBBM Boyolali menyatakan keadaan sudah terkendali dan mencabut kondisi darurat.
Simulasi penanganan kebakaran tangki yang dilakukan pada pertengahan Oktober 2015 tersebut dimaksudkan untuk mengecek kesiapan tim organisasi keadaan darurat (OKD) sekaligus melakukan pengecekan terhadap struktur dan aturan yang berlaku dalam pedoman keadaan darurat apakah dapat diterapkan dengan baik atau sebaliknya.
Operation Head Terminal BBM Boyolali Sutjipto menjelaskan bahwa simulasi berjalan lancar karena adanya kerja sama dari semua pihak dan diharapkan setelah simulasi, semua pihak lebih siap dalam menghadapi keadaan darurat.
Acara simulasi dimulai dengan adanya laporan seorang petugas Control Room (CR) yang melaporkan adanya kebocoran saat melakukan pengecekan ATG tangki 02 dan melihat ada produk premium yang tumpah.
Operation Head (OH) Terminal BBM Boyolali kemudian menginstruksikan fungsi HSSE yang berada di lokasi untuk melakukan tindakan pencegahan dengan menutup jalur ke tangki 02 dan melakukan over tank ke tangki lain.
Langkah tersebut masih belum cukup karena sebaran tumpahan sudah meluas dan menyebabkan nyala api dan operation head selaku Deputy Emergency Relief Coordinator (ERC) mengumumkan kondisi keadaan darurat kepada seluruh pekerja TBBM Boyolali.
Area kejadian kemudian disterilisasi, semua pekerja TBBM Boyolali yang tidak terdaftar dalam struktur Organisasi Keadaan Darurat (OKD) berkumpul di assembly point.
Setelah mendapat instruksi dari Deputy ERC (OH), masing-masing commander berkumpul di Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal), dan telah memegang kendali channel komunikasi.
Selanjutnya Incident Commander (IC), General Commander (GC), Support Commander (SC), dan On Scene Commander (OSC) memberikan instruksi kepada masing-masing anggotanya untuk persiapan dalam menghadapi keadaan darurat tersebut.
OSC memimpin penanggulangan di lapangan dengan pesonil time fire brigade berjumlah enam orang. Selama proses penanggulangan, OSC terus berkoordinasi dengan IC untuk melaporkan update progress tindakan yang telah dilakukan.
IC mendapat laporan adanya korban di oil catcher dekat tangki 03, mendengar hal tersebut IC langsung memerintahkan untuk segera mengevakuasi korban dan berkoordinasi dengan General Commander untuk menurunkan tim medical. Setelah dievakuasi, diketahui korban bernama Sabar,diperkirakan luka patah tulang kaki dan dilakukan perawatan lanjutan di RS Mila Husada.
Setelah dilakukan penanganan, tim fire brigade dan TBKD berhasil menguasai api.Titik api mulai mengecil dan dapat terlokalisir. Untuk persiapan proses pendinginan, air disupply dari pompa sumur.
Setelah kurang lebih selama 1,5 jam dari awal dilaporkannya kejadian, TBBM Boyolali menyatakan keadaan sudah terkendali dan mencabut kondisi darurat.
Pewarta : -
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024