Permintaan mantan Ketua Umum PSSI itu disampaikan bersamaan dengan pembacaan pernyataan Komite Ad-Hoc Reformasi PSSI terkait dengan masa krusial persepakbolaan nasional di Jakarta, Kamis.

"Kami tidak ingin status sanksi FIFA terhadap Indonesia terus bertahan lebih lama karena kita menyadari bahwa status sanksi FIFA terhadap sepak bola Indonesia bisa berdampak terhadap posisi Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018," kata Agum Gumelar.

Menurut dia, jika dalam waktu sekitar dua pekan ini pemerintah dalam hal ini Kemenpora tidak bergabung dengan Komite Ad-Hoc akan berdampak lebih buruk karena masalah sanksi Indonesia akan dibahas dalam KLB FIFA.

Seandainya sanksi Indonesia ditetapkan pada KLB, kata dia, masa kelam persepakbolaan nasional akan tiba karena sanksi yang telah ditetapkan dalam kongres baru bisa dicabut dalam kongres berikutnya.

"Jika itu terjadi saya tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pasa masa depak sepak bola Indonesia. Kita pasti akan dikucilkan oleh dunia internasional," kata mantan Menteri Perhubungan itu.

Pemain sepak bola Indonesia yang beraktifitas di luar negeri, kata mantan Ketua Komite Normalisasi dipastikan akan terhenti jika sanksi FIFA ditetapkan dalam kongres. Kondisi ini dinilai merugikan karena dampaknya akan lebih luas atau tidak hanya di kalangan pemain dan klub.

Saat ini beberapa pemain Indonesia merumput di beberapa negara seperti Myanmar, Thailand, Malaysia bahkan Timor Leste. Pemain Indonesia bahkan menjadi tulang punggung klub yang masing-masing bela.

Untuk itu, kata dia, dalam dua pekan kedepan pihaknya akan berusaha menjadi komunikasi dengan semua pihak termasuk Kemenpora. Hal ini dilakukan agar sanksi yang diterima Indonesia dalam satu tahun terakhir dicabut.

"Jika sanksi berkepanjangan maka otomatis sepak bola tidak bisa dipertandingkan di Asian Games 2018. Akan hambar jika Asian Games tidak ada pertandingan sepak bola," kata mertua mantan pebulutangkis nasional Taufik Hidayat itu.

Demi menghentikan sanksi, Agum Gumelar bersama dengan anggota Komite Ad-Hoc akan terus melakukan komunikasi dengan semua pihak. Bahkan pihaknya akan menjalin komunikasi secara langsung dengan Menpora Imam Nahrawi. Bahkan, tim ini juga mengirimkan surat terkait persepakbolaan nasional kepada Presiden Joko Widodo.

Harapan Kemenpora bergabung dengan Komite Ad-Hoc juga disampaikan oleh Plt Sekjen FIFA Markus Kattner. Hal tersebut tertulis dalam surat balasan kepada Menpora Imam Nahrawi tertanggal 2 Februari. Induk organisasi sepak bola dunia itu menyatakan jika kerangka acuan Komite Ad-Hoc tidak bisa berubah.