Harga Minyak AS Turun untuk Hari Kelima Berturut-Turut
Kamis, 11 Februari 2016 6:56 WIB
Saudi Aramco (Reuters)
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 49 sen menjadi berakhir di 27,45 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Sedangkan minyak mentah Brent North Sea, patokan Eropa, untuk pengiriman April naik 52 sen menjadi menetap di 30,84 dolar AS per barel di perdagangan London.
Harga minyak sempat menguat setelah laporan Departemen Energi AS menunjukkan persediaan minyak AS turun sekitar 800.000 barel untuk pekan yang berakhir 5 Februari.
Namun harga segera turun kembali karena para pedagang mengambil catatan persediaan yang lebih tinggi pada bensin, kenaikan stok di pusat perdagangan utama di Cushing, Oklahoma dan berkurannya penurunan dalam produksi minyak.
"WTI terus berada di bawah tekanan," kata Andy Lipow dari perusahaan konsultasi Lipow Associates Oil.
Analis mengatakan sentimen juga dirusak oleh laporan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menunjukkan produksi kartel naik sekitar 130.000 barel per hari pada Januari.
Laporan OPEC, yang diikuti prospek "bearish" yang dirilis Selasa oleh Badan Energi Internasional, "telah membawa tema ketidakseimbangan pasar yang sedang berlangsung" dan "meredam segala upaya," kata Matt Smith dari ClipperData.
"Berdasarkan produksi kartel saat ini, pasar kelebihan pasokan sebesar 1,84 juta barel per hari pada kuartal ini," kata Smith.
Kecuali produksi minyak AS jatuh secara tiba-tiba, "prospek jangka pendek tetap suram untuk emas hitam," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.
Sedangkan minyak mentah Brent North Sea, patokan Eropa, untuk pengiriman April naik 52 sen menjadi menetap di 30,84 dolar AS per barel di perdagangan London.
Harga minyak sempat menguat setelah laporan Departemen Energi AS menunjukkan persediaan minyak AS turun sekitar 800.000 barel untuk pekan yang berakhir 5 Februari.
Namun harga segera turun kembali karena para pedagang mengambil catatan persediaan yang lebih tinggi pada bensin, kenaikan stok di pusat perdagangan utama di Cushing, Oklahoma dan berkurannya penurunan dalam produksi minyak.
"WTI terus berada di bawah tekanan," kata Andy Lipow dari perusahaan konsultasi Lipow Associates Oil.
Analis mengatakan sentimen juga dirusak oleh laporan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menunjukkan produksi kartel naik sekitar 130.000 barel per hari pada Januari.
Laporan OPEC, yang diikuti prospek "bearish" yang dirilis Selasa oleh Badan Energi Internasional, "telah membawa tema ketidakseimbangan pasar yang sedang berlangsung" dan "meredam segala upaya," kata Matt Smith dari ClipperData.
"Berdasarkan produksi kartel saat ini, pasar kelebihan pasokan sebesar 1,84 juta barel per hari pada kuartal ini," kata Smith.
Kecuali produksi minyak AS jatuh secara tiba-tiba, "prospek jangka pendek tetap suram untuk emas hitam," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Selamatkan lingkungan, Pertiwi Kilang Cilacap-Mom's Go Green gelar kumpulkan minyak jelantah
09 September 2024 19:27 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Donald Trump dan Proyeksi Laba Angkat Wall Street ke Level Bersejarah 20.000 Poin
26 January 2017 6:07 WIB, 2017