"Dari 16 anak yang melapor korban pelecehan oleh tersangka DH itu kebanyakan laki-laki, dan 14 anak sudah menjalani visum di RSUD Sekarwangi Cibadak," kata Kapolsek Kompol Dede Suharja di Sukabumi, Kamis.

Setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan diketahui korban DH juga ada beberapa anak SMP yang merupakan alumni dari SD tempat DH mengajar sebagai tenaga honorer.

"Adanya anak SMP yang menjadi korban DH merupakan kasus baru, maka dari itu pihak Polsek Parungkuda dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi terus mengembangkan kasus ini," ucapnya.

Selain itu, untuk membongkar kasus pencabulan oleh guru ini polisi juga berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPA) Kabupaten Sukabumi untuk ikut menggali informasi ke sejumlah anak yang diduga menjadi korban namun belum melapor.

Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan jumlah korban lebih dari yang diketahui sekarang, untuk itu kepolisian secara maraton menggali informasi baik dari anak yang menjadi korban DH maupun dari tersangka.

Dede mengatakan, awalnya korban DH hanya tujuh anak di bawah umur, tetapi berselang satu pekan ternyata ada korban lainnya yang melapor.

Ia juga mengimbau kepada orang tua murid yang anaknya dikhawatirkan atau diduga menjadi korban pencabulan predator anak ini segera melapor agar kasus ini bisa terus berkembang.

Sementara Ketua Komisi Perlidungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sukabumi, Dian Yulianto mengatakan pihaknya akan melibatkan psikolog dan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi untuk memberikan terapi kepada para korban pencabulan untuk menghilangkan trauma.

Selain itu, terapi ini bertujuan agar si anak tidak terganggu psikisnya, karena jika tidak diobati dikhawatirkan setelah menginjak remaja atau dewasa bisa melakukan hal yang sama.