Penggunaan pakan yang efisien dalam usaha budi daya ikan sangat penting karena pakan merupakan biaya produksi yang paling besar mencapai 60 hingga 80 persen.

Gerakan pakan mandiri (Gerpari) yang telah dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus dikampanyekan untuk mengurangi ketergantungan pakan pabrikan.

Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung Muhammad Hadi mengatakan sudah saatnya mengurangi bahan baku pakan dari luar dengan cara memanfaatkan bahan baku lokal dengan harapan dapat menekan biaya pakan hingga 60 persen.

Ia menuturkan pemanfaatan bahan baku lokal yang ada di daerah merupakan salah satu solusi untuk mengurangi biaya pakan, misalnya menggunakan magot atau belatung yang mempunyai kandungan protein hingga 40 persen dan kadar lemak 15 persen ini dapat digunakan sebagai pengganti tepung ikan.

"Bahan mentah hewani lainnya dapat dimanfaatkan dari ikan rucah, darah hewan potong, dan keong mas yang ada di persawahan," katanya.

Bahan mentah tumbuhan dapat memanfaatkan enceng gondok, azzola sp, turi, lamtoro, singkong, dan kacang. Sedangkan untuk bentuk tepung dapat digunakan jagung, dedak atau bekatul, bungkil kacang tanah, dan limbah kelapa sawit.

"Keong mas dan azzola selama ini dikenal sebagai hama dan pengganggu tanaman padi, dengan pemanfaatan tersebut maka akan menguntungkan petani padi," katanya.

Menurut dia, penyediaan pakan secara mandiri dapat membuka lapangan kerja baru dengan cara mencari atau mengumpulkan bahan baku lokal yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pakan ikan, baik bahan baku lokal berasal dari hewani maupun tumbuhan yang dapat dijual pada pembuat pakan mandiri.

Walaupun pembuatan pakan dilakukan secara mandiri, katanya tetap memperhatikan kualitas pakan ikan, karena kualitas pakan ikan yang rendah berdampak terhadap pertumbuhan atau perkembangan ikan terutama pada "feed convertion ratio (FCR) atau rasio konversi pakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan yang dibudidayakan.

Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan dalam pembuatan pakan mandiri, Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung melaksanakan lokakarya bagi 30 pelaku pembenihan ikan, pembesaran ikan, dan pembuat pakan mandiri.

Pada lokakarya yang berlangsung selama dua hari pada pekan lalu tersebut, selain mendapat bekal pengetahuan juga melaksanakan praktik pembuatan pakan ikan yang berbahan baku lokal dengan narasumber praktisi ahli pakan dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara.

Melalui kegiatan lokakarya pakan ikan dia berharap pembudidaya ikan dapat melakukan pembuatan pakan secara mandiri yang digunakan untuk usaha budi daya ikan disamping itu diharapkan tumbuhnya kelompok-kelompok pembuat pakan ikan secara mandiri.

Penanggungjawab Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan Balai Besar Perikanan Budidaya Ikan Air Payau Jepara, Erik Sutikno mengatakan kandungan nutrisi dan pemberian pakan memegang peranan penting untuk kelangsungan usaha budi daya hewan akuatik.

Penggunaan pakan yang efisien dalam suatu usaha budi daya sangat penting karena pakan merupakan faktor produksi paling mahal.

Oleh karena itu, upaya perbaikan komposisi nutrisi dan perbaikan efisiensi penggunaan pakan perlu dilakukan guna meningkatkan produksi hasil budi daya dan mengurangi biaya pengadaan pakan serta meminimalkan produksi limbah pada media budi daya.

Ia menuturkan untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan pemahaman tentang nutrisi dan kebutuhan nutrien dari kultivan, teknologi pembuatan pakan serta kemampuan dalam pengelolaan pakan untuk setiap tipe budi daya dari kultivan tertentu.
Ia mengatakan salah satu alternatif pakan murah untuk menekan biaya adalah pembuatan pakan secara mandiri dengan bahan baku lokal sebagai solusi.

Pembuatan pakan murah berkualitas bertujuan untuk menghasilkan teknologi pembuatan pakan ikan yang praktis dengan peralatan sederhana, pendampingan pembuatan pakan secara mandiri pada masyarakat pembudidaya.

Ruang lingkup dalam pembuatan pakan ikan ini meliputi pemilihan bahan baku, fermentasi bahan, penghalusan atau penepungan bahan, menyusun formula, pencampuran, pencetakan, pengeringan, pengepakan, dan penyimpanan.

"Saat ini harga pakan ikan di pasaran dengan kandungan protein 30 persen sudah mencapai Rp11 ribu per kilogram, sedangkan jika membuat sendiri dengan kandungan protein yang sama hanya menghabiskan modal sekitar Rp5.000 per kilogram," katanya.

Bahkan, dengan pembuatan pakan ikan mandiri para pembudidaya ikan bisa membuat komposisi pakan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan bahan baku di sekitar.

"Memang pakan yang dihasilkan masih kasar, tetapi kalau dari segi nutrisi tidak kalah dengan pakan pabrikan. Perlu inovasi terus sehingga pakan yang dihasilkan bisa bersaing dengan pakan pabrikan," katanya.

Ketua kelompok Mina Bambu Runcing Parakan, Temanggung, Suryono yang mengikuti pelatihan pembuatan pakan mandiri mengatakan pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya maupun kelompoknya.

"Melalui pelatihan ini, nantinya kami ingin mencoba membuat pakan secara mandiri dari bahan baku yang ada di daerah kami sehingga dapat mengurangi ongkos produksi dan keuntungan kami lebih besar," katanya.