Harga Gula Melambung, Produsen Sirup Limbung
Rabu, 1 Juni 2016 17:52 WIB
Ilustrasi sirup produksi UKM.
Kudus, Antara Jateng - Produsen sirup di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini tengah limbung dan menghentikan produksinya menyusul melambungnya harga gula pasir yang mencapai Rp16.500 per kilogram.
Produsen sirup bermerek Melati Jaya dari Kecamatan Kota, Kudus, Sumaryanti di Kudus, Rabu, mengakui sejak tiga hari terakhir tidak berproduksi akibat melambungnya harga gula pasir..
Kenaikan harga jual gula pasir saat sekarang, kata dia, mencapai Rp4.000-an karena harga normal berkisar Rp12.500 per kilogramnya.
"Jika memaksakan beproduksi, khawatir tidak bisa diserap pasar sehingga rugi," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, di pasaran juga beredar produk serupa dengan harga yang tidak jauh berbeda, sehingga ketika menjual dengan harga terlalu tinggi dikhawatirkan pelanggan akan pindah ke merek lain dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang tidak berbeda jauh.
Bahan baku gula pasir, kata dia, cukup dominan dalam menentukan harga jual sirup di pasaran, sehingga harus jeli dalam mengambil keputusan agar tidak merugi.
Pengalaman sebelumnya, dia pernah mengalami kerugian yang cukup besar karena salah memprediksi terjadinya fluktuasi harga jual gula di pasaran.
Untuk itu, kata dia, saat ini jauh lebih berhati-hati dalam memutuskan untuk produksi atau berhenti sementara sambil menunggu harga jual gula pasir di pasaran kembali normal.
Selama ini, kata dia, sirup hasil produksinya memang menggunakan gula murni sebagai pemanisnya dan tidak dicampur dengan pemanis buatan, sehingga ketika ada kenaikan harga gula pasir sangat berpengaruh terhadap usahanya.
Produsen sirup bermerek Melati Jaya dari Kecamatan Kota, Kudus, Sumaryanti di Kudus, Rabu, mengakui sejak tiga hari terakhir tidak berproduksi akibat melambungnya harga gula pasir..
Kenaikan harga jual gula pasir saat sekarang, kata dia, mencapai Rp4.000-an karena harga normal berkisar Rp12.500 per kilogramnya.
"Jika memaksakan beproduksi, khawatir tidak bisa diserap pasar sehingga rugi," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, di pasaran juga beredar produk serupa dengan harga yang tidak jauh berbeda, sehingga ketika menjual dengan harga terlalu tinggi dikhawatirkan pelanggan akan pindah ke merek lain dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang tidak berbeda jauh.
Bahan baku gula pasir, kata dia, cukup dominan dalam menentukan harga jual sirup di pasaran, sehingga harus jeli dalam mengambil keputusan agar tidak merugi.
Pengalaman sebelumnya, dia pernah mengalami kerugian yang cukup besar karena salah memprediksi terjadinya fluktuasi harga jual gula di pasaran.
Untuk itu, kata dia, saat ini jauh lebih berhati-hati dalam memutuskan untuk produksi atau berhenti sementara sambil menunggu harga jual gula pasir di pasaran kembali normal.
Selama ini, kata dia, sirup hasil produksinya memang menggunakan gula murni sebagai pemanisnya dan tidak dicampur dengan pemanis buatan, sehingga ketika ada kenaikan harga gula pasir sangat berpengaruh terhadap usahanya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB