Menag Ingatkan Pentingnya Pemahaman Esensi Agama dalam Globalisasi
Minggu, 12 Juni 2016 16:17 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc/16)
Sanur, Antara Jateng - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi konferensi Nasional kedua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Bali, Sabtu (11/06).
Dalam sambutannya, Menag mengapresiasi tema konferensi kali ini, yaitu: “Merawat Kerukunan Umat Beragama demi Keutuhan NKRIâ€. Menurutnya, kerukunan adalah sesuatu yang mendasar dalam konteks bangsa Indonesia yang majemuk dan beragam, terlebih di era globalisasi. Karenanya, pemahaman akan esensi agama menjadi penting.
“Saat ini yang perlu dicermati dalam era globalisasi adalah bagaimana kita menjaga esensi nilai agama itu, agar tidak dipolitisasi atau agama digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu. Karena, kita semua menyadari bahwa hakikat agama adalah memanusiakan manusia,†tegas Menag seperti dikutip dari laman Kemenag, Minggu.
Agama, lanjut Menag, hakikatnya memiliki dua sisi, luar dan dalam. Sisi luar agama biasa disebut syariat, yaitu jalan mencapai kebenaran. Menurut Menag, banyak cara mencapai kebenaran. Jangankan antar agama, dalam satu agama saja, keragaman syariat menjadi keniscayaan. “(dalam konteks sisi luar agama), menurut hemat saya, jangan pernah punya obesesi menyeragamkan Indonesia. Karena Tuhan lah yang mencipatakan keragaman. Justru keragaman itu memberikan kesempatan kita untuk menggapai kebenaran,†kata Menag.
Sisi dalam agama dalam Islam dikenal sebagai hakikat, substansi, atau inti ajaran agama. Menurut Menag, dalam esensi, semua agama mengajarkan kebaikan. Semua agama melarang pembunuhan, pencurian, berbohong, berzina, dan beragam larangan lainnya. Semua bicara pada hal yang sama. Oleh karenanya, dalam konteks keragaman Indonesia, pemuka agama perlu lebih mengedepankan sisi dalam agama. “Esensi agama adalah sisi dalamnya. Hakikat toleransi adalah lebih banyak memberi daripada meminta,†tegasnya.
Konferensi Nasional II yang diikuti para pengurus FKUB se Indonesia ini dijadwalkan akan akan berlangsung hingga 13 Juni mendatang. Tampak hadir dalam pembukaan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Dirjen Bimas Hindu I Wayan Widnya, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Ferimeldi, serta para Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia.
Di hadapan mereka, Menag mengingatkan bahwa kesadaran keragaman menjadikan para pendahulu dan pendiri bangsa ini, mencari faktor yang dapat menyatukan keragaman Indonesia yang besar, dan itu salah satunya adalah agama. “Para pendiri bangsa mencoba mencari faktor apa yang dapat merekatkan keragaman kita sebagai bangsa, agar tetap terjaga kerukunannya. Nilai-nilai agamalah yang menyatukan kita di tengah keragaman, di mana kita tinggal, apapun etnis, budaya, dan agama kita,†kata Menag.
Menurutnya, agama di Indonesia selama ini menjadi perekat dalam merajut keragaman untuk utuhnya bangsa. Konstitusi Indonesia bahkan kaya akan nilai-nilai agama. “Pondasi kerukunan pada masyarakat yang religus adalah nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang menjadi modal utama dalam merajut kerukunan,†terangnya.
Dalam sambutannya, Menag mengapresiasi tema konferensi kali ini, yaitu: “Merawat Kerukunan Umat Beragama demi Keutuhan NKRIâ€. Menurutnya, kerukunan adalah sesuatu yang mendasar dalam konteks bangsa Indonesia yang majemuk dan beragam, terlebih di era globalisasi. Karenanya, pemahaman akan esensi agama menjadi penting.
“Saat ini yang perlu dicermati dalam era globalisasi adalah bagaimana kita menjaga esensi nilai agama itu, agar tidak dipolitisasi atau agama digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu. Karena, kita semua menyadari bahwa hakikat agama adalah memanusiakan manusia,†tegas Menag seperti dikutip dari laman Kemenag, Minggu.
Agama, lanjut Menag, hakikatnya memiliki dua sisi, luar dan dalam. Sisi luar agama biasa disebut syariat, yaitu jalan mencapai kebenaran. Menurut Menag, banyak cara mencapai kebenaran. Jangankan antar agama, dalam satu agama saja, keragaman syariat menjadi keniscayaan. “(dalam konteks sisi luar agama), menurut hemat saya, jangan pernah punya obesesi menyeragamkan Indonesia. Karena Tuhan lah yang mencipatakan keragaman. Justru keragaman itu memberikan kesempatan kita untuk menggapai kebenaran,†kata Menag.
Sisi dalam agama dalam Islam dikenal sebagai hakikat, substansi, atau inti ajaran agama. Menurut Menag, dalam esensi, semua agama mengajarkan kebaikan. Semua agama melarang pembunuhan, pencurian, berbohong, berzina, dan beragam larangan lainnya. Semua bicara pada hal yang sama. Oleh karenanya, dalam konteks keragaman Indonesia, pemuka agama perlu lebih mengedepankan sisi dalam agama. “Esensi agama adalah sisi dalamnya. Hakikat toleransi adalah lebih banyak memberi daripada meminta,†tegasnya.
Konferensi Nasional II yang diikuti para pengurus FKUB se Indonesia ini dijadwalkan akan akan berlangsung hingga 13 Juni mendatang. Tampak hadir dalam pembukaan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Dirjen Bimas Hindu I Wayan Widnya, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Ferimeldi, serta para Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia.
Di hadapan mereka, Menag mengingatkan bahwa kesadaran keragaman menjadikan para pendahulu dan pendiri bangsa ini, mencari faktor yang dapat menyatukan keragaman Indonesia yang besar, dan itu salah satunya adalah agama. “Para pendiri bangsa mencoba mencari faktor apa yang dapat merekatkan keragaman kita sebagai bangsa, agar tetap terjaga kerukunannya. Nilai-nilai agamalah yang menyatukan kita di tengah keragaman, di mana kita tinggal, apapun etnis, budaya, dan agama kita,†kata Menag.
Menurutnya, agama di Indonesia selama ini menjadi perekat dalam merajut keragaman untuk utuhnya bangsa. Konstitusi Indonesia bahkan kaya akan nilai-nilai agama. “Pondasi kerukunan pada masyarakat yang religus adalah nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang menjadi modal utama dalam merajut kerukunan,†terangnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bawaslu Pekalongan ingatkan pengawas TPS agar jaga integritas dan profesional
04 November 2024 20:14 WIB
Pertiwi Kilang Cilacap ingatkan pentingnya keluarga visioner dukung produktivitas perusahaan
04 November 2024 9:39 WIB
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017