Jakarta Antara Jateng - Ketua MPR, Zulkifli Hasan, berpesan kepada seluruh peserta pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 agar mengedepankan pertarungan ide dan gagasan, bukan menyinggung isu SARA yang akan merusak persatuan dan keberagaman bangsa.

Dia berpesan kepada Gubernur DKI Jakarta yang juga kontestan petahana, Basuki Purnama alias Ahok, agar lebih bijaksana saat mengeluarkan pendapat atau saat sedang bekerja karena aksi dari pemimpin tentu akan menimbulkan rekasi dari masyarakat.

"Pemimpin harus bijaksana karena jika ada aksi maka ada reaksi. Jadi pemimpin harus bijak, bukan masyarakatnya yang didesak bijak, tapi pemimpinnya," kata Hasan, di Jakarta, Selasa.

Dia mengajak kepada semua kandidat calon gubernur DKI agar tidak menyinggung isu sensitif yang memecah belah karena pemilihan gubernur sejatinya adalah arena untuk mencari pemimpin terbaik.

"Jangan menyinggung soal isu sensitif yang akan memecah belah. Adu konsep dan adu gagasan. Kontestasi ini untuk memilih pemimpin dari sesama yang bersaudara untuk mencari yang terbaik," kata Hasan.

Dia menanggapi positif langkah Ahok, yang meminta maaf terkait ucapannya yang menyebutkan Alquran Surat Al-Maidah 51 di hadapan warga Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, 27 September 2016.

Purnama alias Ahok, dalam keterangannya kemudian, juga menyatakan dia pernah mengecap pendidikan selama sembilan tahun di sekolah berlatar pendidikan Islam. Data menyatakan, dia bersekolah SD dan SMP negeri di Belitung, (saat ini) Kepulauan Bangka Belitung.

"Tentu kami sambut positif permohonan maaf, namun saya berpesan kepada kandidat kontestasi pemilihan gubernur DKI, silakan beradu konsep dan beradu gagasan. Jangan sampai Pilkada merusak persatuan dan keberagaman," kata dia.