Temanggung, Antara Jateng - Produsen jamur tiram di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kewalahan memenuhi permintaan konsumen karena permintaan melebihi kapasitas produksi.

Pembudidaya jamur tiram di Desa Sudikampir, Kecamatan Bulu, Slamet Surani di Temanggung, Minggu, menyebutkan permintaan mencapai dua ton per hari, namun pihaknya hanya mampu memproduksi sekitar 1,2 ton per hari.

"Tingginya permintaan tersebut membuat kami kewalahan, terpaksa tidak semua permintaan bisa kami penuhi," katanya.

Ia menuturkan harga jamur tiram Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogram, tergantung fluktuasi harga di pasar.

Menurut dia, selain dijual di pasaran lokal di Temanggung, juga ada permintaan yang terus meningkat dari daerah lain, seperti Yogyakarta, Semarang, dan Magelang.

Ia mengatakan meskipun telah banyak masyarakat yang membudidayakan jamur, tetapi prospek usaha ini masih cukup menjanjikan. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar.

"Peluang budi daya jamur masih terbuka dan cukup menjanjikan," katanya.

Berbekal modal awal tidak terlalu besar, katanya, keuntungan dari hasil penjualan jamur tiram dirasa cukup untuk menopang kebutuhan rumah tangga.

Menurut dia, proses budi daya jamur tiram sebenarnya tidak rumit. Langkah pertama adalah membuat media tanam jamur menggunakan limbah serbuk gergaji kayu yang ditempatkan dalam kantong- kantong plastik yang disebut dengan baglog. Baglog kemudian dimasukkan ke dalam oven selama kurang lebih lima jam.

"Memasukkan baglog ke dalam oven bertujuan untuk mematikan bakteri yang dapat berkembang biak dan mengancam pertumbuhan jamur tiram," katanya menjelaskan.

Setelah baglog dianggap steril, katanya, bibit jamur tiram siap ditaburkan. Proses selanjutnya adalah melakukan perawatan intensif selama satu bulan sebelum dapat dipanen.