Mencegah DBD Melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk
Jumat, 18 November 2016 18:09 WIB
Petugas Puskesmas memperlihatkan stiker Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD) saat sosialisasi ke sejumlah desa di Lhokseumawe, Aceh, Jumat (16/9). ANTARA FOTO/Rahmad/kye/16
Cilacap, Antara Jateng - Beberapa waktu yang lalu, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta dinas kesehatan yang ada di seluruh wilayah di Indonesia untuk sigap dalam mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Mulai dari dinas kesehatan tingkat provinsi, hingga kabupaten kota diminta mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue.
Menteri kesehatan juga meminta kepala daerah untuk memberikan perhatian terhadap penanganan penyakit dengue.
Menurut menteri, agar dapat berjalan dengan efektif, pencegahan penyakit DBD memerlukan peran serta berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga seluruh lapisan masyarakat.
Disamping itu, Kementerian Kesehatan RI juga terus mengoptimalkan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue melalui gerakan "Satu Rumah Satu Jumantik".
Jumantik atau juru pemantau jentik merupakan anggota masyarakat yang dilatih untuk memantau keberadaan jentik nyamuk.
Selain itu, jumantik bertugas untuk melaporkan kepada puskesmas dan juga menggerakkan masyarakat untuk menjalankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara "3M Plus" yaitu menguras, menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas dan menghindari gigitan nyamuk.
Melalui gerakan tersebut, diharapkan setiap rumah memiliki satu anggota yang berperan sebagai jumantik, agar dia bisa leluasa memeriksa dan melakukan pencegahan di tempat-tempat pribadi di dalam rumah tersebut.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Marwoto, mengatakan pemerintah daerah terus melakukan berbagai upaya guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue.
Untuk mendukung upaya pemerintah daerah itu, masyarakat di wilayah Cilacap, Jawa Tengah juga diminta mewaspadai penyakit DBD dan selalu menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing.
"Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai DBD, khususnya pada musim hujan seperti saat ini, salah satunya dengan cara menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Dia menjelaskan, kebersihan lingkungan harus dijaga melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN yang dinilai sangat efektif dalam menekan penyebaran penyakit DBD.
"Masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan melalui kegiatan PSN sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit DBD di wilayah mereka," katanya.
Kegiatan PSN dimaksud, adalah dengan cara '3M Plus' yakni menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah dengue.
Sedangkan yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
Selain itu, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Dia menambahkan, dinas kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
PSN Serentak
Sebagai upaya untuk menurunkan kasus DBD di wilayahnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap juga telah menyelenggarakan rapat koordinasi pemberantasan sarang nyamuk atau PSN secara serentak.
"Diharapkan kegiatan PSN secara serentak tersebut dapat meningkatan derajat kesehatan seluruh masyarakat di Cilacap dengan mengurangi angka kasus DBD secara signifikan," katanya.
Nantinya, setelah dilakukan PSN secara serentak, pemerintah kabupaten juga akan melakukan monitoring evaluasi terkait sejauh mana keberhasilan PSN yang dilakukan secara serentak tersebut.
Dia menambahkan, Kabupaten Cilacap juga terus mengoptimalkan gerakan satu rumah satu jumantik.
"Dengan demikian, jumantik akan melakukan pemeriksaan jentik dan melaksanakan PSN 3M Plus secara mandiri di rumahnya masing-masing secara rutin," katanya.
Dia menambahkan, gerakan satu rumah satu jumantik merupakan terobosan dalam pengendalian demam berdarah dengue yang berbasis keluarga dan juga berbasis masyarakat.
Upaya tersebut, kata dia, merupakan bagian dari gerakan Siaga Gada, yakni agenda prioritas yang digagas di bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Cilacap.
Dia menjelaskan, gerakan Siaga Gada adalah gerakan penanggulangan terhadap gizi buruk, angka kematian ibu, demam berdarah dengue atau DBD dan juga HIV/AIDS.
"Jadi pengendalian terhadap penyebaran penyakit DBD tersebut termasuk dalam salah satu program prioritas di bidang kesehatan di Kabupaten Cilacap," katanya.
Sementara itu, nyamuk Aedes yang sering dikenal dengan nyamuk belang-belang (hitam-putih) hinggap dan beristirahat di dalam rumah dan gedung pada pakaian yang digantung, gorden, dinding rumah dan tempat-tempat lainnya yang agak gelap.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Aedes hidup sangat dekat dengan manusia, di lingkungan pemukiman dan jangkauan terbangnya pendek sekitar 30 hingga 50 meter.
Nyamuk ini ada di sekitar manusia karena membutuhkan darah manusia untuk kelangsungan hidupnya dan keberlangsungan generasinya.
Jentiknya banyak ditemukan di bak mandi, penampungan air bersih, penampung air di dispenser, talang air, botol/kaleng bekas, ban bekas, dan jenis penampungan air lainnya yang ada di sekitar lingkungan pemukiman.
Nyamuk ini menghisap darah pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
Selain menularkan penyakit demam berdarah dengue, nyamuk Aedes tersebut juga dapat menularkan penyakit virus zika dan juga penyakit chikungunya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Asia Pasifik menanggung 75 persen dari keseluruhan beban dengue dunia pada 2004-2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara kedua dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara atau wilayah endemis.
Tercatat pada 2015, penderita demam berdarah di 34 provinsi di Indonesia mencapai 129.179 orang di mana 1.240 di antaranya meninggal dunia.
Mulai dari dinas kesehatan tingkat provinsi, hingga kabupaten kota diminta mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue.
Menteri kesehatan juga meminta kepala daerah untuk memberikan perhatian terhadap penanganan penyakit dengue.
Menurut menteri, agar dapat berjalan dengan efektif, pencegahan penyakit DBD memerlukan peran serta berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga seluruh lapisan masyarakat.
Disamping itu, Kementerian Kesehatan RI juga terus mengoptimalkan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue melalui gerakan "Satu Rumah Satu Jumantik".
Jumantik atau juru pemantau jentik merupakan anggota masyarakat yang dilatih untuk memantau keberadaan jentik nyamuk.
Selain itu, jumantik bertugas untuk melaporkan kepada puskesmas dan juga menggerakkan masyarakat untuk menjalankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara "3M Plus" yaitu menguras, menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas dan menghindari gigitan nyamuk.
Melalui gerakan tersebut, diharapkan setiap rumah memiliki satu anggota yang berperan sebagai jumantik, agar dia bisa leluasa memeriksa dan melakukan pencegahan di tempat-tempat pribadi di dalam rumah tersebut.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Marwoto, mengatakan pemerintah daerah terus melakukan berbagai upaya guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue.
Untuk mendukung upaya pemerintah daerah itu, masyarakat di wilayah Cilacap, Jawa Tengah juga diminta mewaspadai penyakit DBD dan selalu menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing.
"Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai DBD, khususnya pada musim hujan seperti saat ini, salah satunya dengan cara menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Dia menjelaskan, kebersihan lingkungan harus dijaga melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN yang dinilai sangat efektif dalam menekan penyebaran penyakit DBD.
"Masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan melalui kegiatan PSN sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit DBD di wilayah mereka," katanya.
Kegiatan PSN dimaksud, adalah dengan cara '3M Plus' yakni menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah dengue.
Sedangkan yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
Selain itu, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Dia menambahkan, dinas kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
PSN Serentak
Sebagai upaya untuk menurunkan kasus DBD di wilayahnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap juga telah menyelenggarakan rapat koordinasi pemberantasan sarang nyamuk atau PSN secara serentak.
"Diharapkan kegiatan PSN secara serentak tersebut dapat meningkatan derajat kesehatan seluruh masyarakat di Cilacap dengan mengurangi angka kasus DBD secara signifikan," katanya.
Nantinya, setelah dilakukan PSN secara serentak, pemerintah kabupaten juga akan melakukan monitoring evaluasi terkait sejauh mana keberhasilan PSN yang dilakukan secara serentak tersebut.
Dia menambahkan, Kabupaten Cilacap juga terus mengoptimalkan gerakan satu rumah satu jumantik.
"Dengan demikian, jumantik akan melakukan pemeriksaan jentik dan melaksanakan PSN 3M Plus secara mandiri di rumahnya masing-masing secara rutin," katanya.
Dia menambahkan, gerakan satu rumah satu jumantik merupakan terobosan dalam pengendalian demam berdarah dengue yang berbasis keluarga dan juga berbasis masyarakat.
Upaya tersebut, kata dia, merupakan bagian dari gerakan Siaga Gada, yakni agenda prioritas yang digagas di bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Cilacap.
Dia menjelaskan, gerakan Siaga Gada adalah gerakan penanggulangan terhadap gizi buruk, angka kematian ibu, demam berdarah dengue atau DBD dan juga HIV/AIDS.
"Jadi pengendalian terhadap penyebaran penyakit DBD tersebut termasuk dalam salah satu program prioritas di bidang kesehatan di Kabupaten Cilacap," katanya.
Sementara itu, nyamuk Aedes yang sering dikenal dengan nyamuk belang-belang (hitam-putih) hinggap dan beristirahat di dalam rumah dan gedung pada pakaian yang digantung, gorden, dinding rumah dan tempat-tempat lainnya yang agak gelap.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Aedes hidup sangat dekat dengan manusia, di lingkungan pemukiman dan jangkauan terbangnya pendek sekitar 30 hingga 50 meter.
Nyamuk ini ada di sekitar manusia karena membutuhkan darah manusia untuk kelangsungan hidupnya dan keberlangsungan generasinya.
Jentiknya banyak ditemukan di bak mandi, penampungan air bersih, penampung air di dispenser, talang air, botol/kaleng bekas, ban bekas, dan jenis penampungan air lainnya yang ada di sekitar lingkungan pemukiman.
Nyamuk ini menghisap darah pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
Selain menularkan penyakit demam berdarah dengue, nyamuk Aedes tersebut juga dapat menularkan penyakit virus zika dan juga penyakit chikungunya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Asia Pasifik menanggung 75 persen dari keseluruhan beban dengue dunia pada 2004-2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara kedua dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara atau wilayah endemis.
Tercatat pada 2015, penderita demam berdarah di 34 provinsi di Indonesia mencapai 129.179 orang di mana 1.240 di antaranya meninggal dunia.
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Pumpunan
Lihat Juga
"Sepenggal Kisah" BPJS Ketenagakerjaan bagi penggali kubur dan pemandi jenazah
22 November 2024 21:06 WIB