Semarang, ANTARA JATENG - Dinas Perdagangan Kota Semarang mulai melakukan pengundian lapak pedagang di Pasar Rejomulyo baru untuk relokasi pedagang dari Pasar Rejomulyo lama dan sebanyak 550 pedagang ikut mengambil undian.

"Pengundian lapak dilaksanakan dalam dua hari, yakni Rabu-Kamis (18-19/1)," kata Kepala Seksi Penataan dan Pemetaan Dinas Perdagangan Kota Semarang Oktaviatmono di Semarang, Rabu.

Ia menyebutkan dari sekitar 550 pedagang di Pasar Rejomulyo atau lebih dikenal dengan Pasar Kobong yang mengikuti pengundian lapak, sebagian besar sudah mendapatkan lapaknya.

Menurut dia, pengundian dilakukan secara acak sehingga pedagang tidak bisa memilih lapak yang diinginkannya, sebab jika tidak demikian akan menimbulkan kecemburuan di antara pedagang.

"Hari ini (18/1), yang mengambil undian lapak adalah pedagang kelapa parut, kelapa 'glondong', garam, gilingan daging, 'bumbon' (bumbu-bumbuan), serta pedagang ikan basah," katanya.

Diakuinya, untuk pedagang ikan basah memang sempat menolak untuk pindah karena menilai kondisi di pasar baru yang kurang layak, tetapi sebagian pedagang sudah ada yang mengambil undian.

"Dari 44 pedagang ikan basah di Pasar Rejomulyo, sudah ada 14 pedagang di antaranya yang mengambil undian dan mereka sudah mendapatkan lapak atau tempat untuk berjualan," katanya.

Sebagaimana sudah disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto, ia mengatakan pedagang yang tidak mengambil undian lapak tidak akan mendapatkan tempat berjualan.

"Kami sudah lakukan zonasi di pasar baru. Blok A dan B di lantai satu digunakan untuk pedagang ikan basah, sementara di lantai dua ditempati pedagang sembako, ikan asin, dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, Mujiburrohman, pengurus Paguyuban Pedagang Ikan Basah dan Pindang (PPIBP) Pasar Rejomulyo mengakui sudah ada beberapa pedagang ikan basah yang mengambil undian lapak.

"Memang sudah ada beberapa pedagang mengambil undian. Namun, dari pedagang yang sudah mengambil undian itu, sebagian di antaranya akhirnya mengembalikan lagi undian lapaknya," katanya.

Ia mengatakan Dinas Perdagangan Kota Semarang juga sudah memberikan kesempatan kepada pedagang ikan basah untuk melakukan rapat internal dan berkomunikasi dengan Wali Kota Semarang.

"Intinya, kami tidak menolak kebijakan pemerintah, kami tidak menolak pindah. Tetapi, kalau dipaksakan pindah saat ini dengan kondisi yang ada, kegiatan transaksi lama-lama akan mati," katanya.

Maka dari itu, Mujiburrohman berharap bisa segera bertemu dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk mencarikan solusi terbaik yang sama-sama menguntungkan pedagang, pemerintah, dan masyarakat.