CSIS: Indonesia Prioritaskan ASEAN hadapi Ketidakpastian Amerika
Rabu, 25 Januari 2017 11:56 WIB
Jakarta, ANTARA JATENG - Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte mengatakan Indonesia dapat memprioritaskan pengembangan kawasan ekonomi ASEAN dalam menghadapi ketidakpastian Amerika di tengah kepemimpinan baru Presiden Donald Trump.
"Menurut saya prioritas kita di ASEAN karena ketidakpastian dengan America kita tidak tahu China bagaimana makanya kita harus mengandalkan diri sendiri dengan menguatkan ASEAN karena itu yang mengatur ekonomi, politik dan keamanan di kawasan kita sendiri," kata Philips dalam forum "Indonesian Foreign Policy: Review and Outlook 2017" di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Selasa.
Untuk memperkuat ASEAN, dia mengatakan Indonesia diharapkan memberikan pemikiran mendalam sebagai terobosan untuk mengembangkan ekonomi di kawasan itu.
"Indonesia sudah lama dianggap sebagai pemimpin, menurut saya, dia harus terus melahirkan pandangan-pandangan untuk ASEAN, ide-ide baru bagaimana memperkuat ASEAN terutama dalam menghadapi mitranya dari luar ASEAN," ujarnya.
Dia menambahkan saat ini ASEAN perlu bersatu karena ketidakpastian dengan Amerika Serikat yang akan memunculkan berbagai kebijakan sejak kepemimpinan baru Presiden Donald Trump.
Mengingat polemik klaim kawasan di Laut China Selatan antara Tiongkok dan beberapa negara ASEAN, dia mengatakan Indonesia juga harus bisa membaca dampak yang terjadi bila polemik itu semakin memanas terutama dengan keamanan wilayah.
Dia mengatakan akibat perseteruan tentang sengketa kawasan Laut China Selatan maka akan sulit mendapatkan suara ASEAN yang utuh sementara China tentu berusaha untuk mendapatkan dukungan dari negara ASEAN untuk mendukung pengakuannya atas kawasan itu. Indonesia yang merupakan negara terbesar di ASEAN dibutuhkan China apalagi Indonesia tidak mengklaim apapun atas kawasan itu.
"Bagaimana dengan menghadapi China mungkin walaupun dia tumbuh calon super power tapi secara natural (alami) kan kita harus berpikir kira-kira bagaimana China menjadi super power apakah dia merugikan atau tidak," ujarnya.
"Menurut saya prioritas kita di ASEAN karena ketidakpastian dengan America kita tidak tahu China bagaimana makanya kita harus mengandalkan diri sendiri dengan menguatkan ASEAN karena itu yang mengatur ekonomi, politik dan keamanan di kawasan kita sendiri," kata Philips dalam forum "Indonesian Foreign Policy: Review and Outlook 2017" di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Selasa.
Untuk memperkuat ASEAN, dia mengatakan Indonesia diharapkan memberikan pemikiran mendalam sebagai terobosan untuk mengembangkan ekonomi di kawasan itu.
"Indonesia sudah lama dianggap sebagai pemimpin, menurut saya, dia harus terus melahirkan pandangan-pandangan untuk ASEAN, ide-ide baru bagaimana memperkuat ASEAN terutama dalam menghadapi mitranya dari luar ASEAN," ujarnya.
Dia menambahkan saat ini ASEAN perlu bersatu karena ketidakpastian dengan Amerika Serikat yang akan memunculkan berbagai kebijakan sejak kepemimpinan baru Presiden Donald Trump.
Mengingat polemik klaim kawasan di Laut China Selatan antara Tiongkok dan beberapa negara ASEAN, dia mengatakan Indonesia juga harus bisa membaca dampak yang terjadi bila polemik itu semakin memanas terutama dengan keamanan wilayah.
Dia mengatakan akibat perseteruan tentang sengketa kawasan Laut China Selatan maka akan sulit mendapatkan suara ASEAN yang utuh sementara China tentu berusaha untuk mendapatkan dukungan dari negara ASEAN untuk mendukung pengakuannya atas kawasan itu. Indonesia yang merupakan negara terbesar di ASEAN dibutuhkan China apalagi Indonesia tidak mengklaim apapun atas kawasan itu.
"Bagaimana dengan menghadapi China mungkin walaupun dia tumbuh calon super power tapi secara natural (alami) kan kita harus berpikir kira-kira bagaimana China menjadi super power apakah dia merugikan atau tidak," ujarnya.
Pewarta : Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Habibie Democracy Forum 2024, wadah strategis bahas masa depan demokrasi Indonesia
13 November 2024 15:34 WIB
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB
Khong Guan Grup luncurkan "Sejuta Bola Superco Untuk Indonesia" tahun ketiga
11 November 2024 13:29 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017