Presiden: Kartu Indonesia Pintar yang akan Dibagikan pada 2017 Sebanyak 19 Juta
Kamis, 26 Januari 2017 12:02 WIB
Presiden Joko Widodo (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Jakarta, ANTARA JATENG - Presiden Joko Widodo membagikan secara simbolis 2.709 Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk para pelajar tingkat SD, SMP, SMA, SMK, Sekolah Luar Biasa (SLB) hingga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
"Catatan yang diberikan pada saya, hari ini dibagikan (KIP) kepada 2.709 anak. Sebentar, saya mau hitung dulu. Diangkat semua, ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, 2.709 sudah pas," kata Presiden di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran Jakarta, Kamis.
Presiden pada hari ini membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan, sekaligus memberikan KIP kepada pelajar dari 309 sekolah, yang merupakan anak panti asuhan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)
Menurut Presiden, KIP yang akan dibagikan pada 2017 ada sebanyak 19 juta kartu.
"Dulunya 16,4 juta kartu, sekarang jadi 19 juta anak yang ingin kita bagikan semuanya. Khusus untuk yatim, anak yatim akan dibagikan 760 ribu anak di seluruh Indonesia. Sekali lagi 760 ribu anak yatim yang akan kita berikan. Baik yang berada di SD, SMP, maupun di SMA," ujar Presiden.
Presiden pun meminta agar anak-anak berhati-hati dalam menggunakan uang yang ada dalam KIP tersebut, memastikannya hanya untuk keperluan sekolah.
"Jadi hati-hati anak-anak, untuk anak SD akan diberikan Rp450 ribu, yang SMP Rp750 ribu, yang SMA/SMK Rp1 juta. Hati-hati, hati-hati ini harus dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah," katanya.
Ia mencontohkan, anak-anak bisa membeli sepatu, buku, seragam atau membayar uang sekolah tapi tidak untuk membeli pulsa.
"Bisa untuk misalnya bayar sekolah juga boleh, tapi tidak boleh untuk beli pulsa. Ingat ya anak-anak ya. Jangan sampai uang yang diambil dari kartu itu dipakai untuk beli pulsa. Kalau nanti saya tahu, kartunya saya cabut. Hati-hati, anak-anak," tutur Presiden, mengingatkan.
Para pelajar dapat mencairkan uang tersebut di dua bank milik pemerintah yaitu BRI dan BNI.
Sementara itu, 12 orang anak yang secara simbolis mendapatkan KIP langsung dari Presiden Jokowi yakni Siti Saiyah dan Fahrul Roji dari SDN Tangerang 19, Ali Ridwan Adeputra dan Junah dari SMP 1 Tangerang Selatan, Siti Farifah dan Galeh Prasetyo dari SMA Islam Asy Syifa.
Kemudian, Jujun Gustiawan dan Maulida Fitri dari SMK Swasta Inswan Mulia, Maryamul Lutfiah dan M Aji Wahyudin dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Miftahul Jannah, M Luthfi dari SLB 7 Jakarta dan Ervista dari SLB Nusantara.
Menteri Koordinatur bidang Pembangunan Manusia Puan Maharani dalam sambutannya mengatakan, jumlah anak yatim piatu yang terdata pada 2016 sebanyak 896.781 anak.
"Dari jumlah itu anak yatim piatu penerima KIP baru 155.933 anak dan masih ada 767.484 anak yang belum menerima KIP dan akan mendapat manfaat dana program ini pada 2017," kata Puan.
Menurut Puan, Rembuk Nasional yang akan berlangsung pada 25-27 Januari ini dihadiri 1.045 peserta yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas seluruh Indonesia, guru, unit teknis, lembaga sensor film, dewan keseninan nasional dan lembaga mitra internasional yang mendukung program kebudayaan.
Pembahasan dalam rembuk nasional mencakup tiga hal dalam dunia pendidikan.
"Pertama meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan mutu relevansi dan daya saing serta ketiga meningkatkan tata kelola pendidikan dan kebudayaan," ungkap Puan.
"Catatan yang diberikan pada saya, hari ini dibagikan (KIP) kepada 2.709 anak. Sebentar, saya mau hitung dulu. Diangkat semua, ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, 2.709 sudah pas," kata Presiden di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran Jakarta, Kamis.
Presiden pada hari ini membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan, sekaligus memberikan KIP kepada pelajar dari 309 sekolah, yang merupakan anak panti asuhan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)
Menurut Presiden, KIP yang akan dibagikan pada 2017 ada sebanyak 19 juta kartu.
"Dulunya 16,4 juta kartu, sekarang jadi 19 juta anak yang ingin kita bagikan semuanya. Khusus untuk yatim, anak yatim akan dibagikan 760 ribu anak di seluruh Indonesia. Sekali lagi 760 ribu anak yatim yang akan kita berikan. Baik yang berada di SD, SMP, maupun di SMA," ujar Presiden.
Presiden pun meminta agar anak-anak berhati-hati dalam menggunakan uang yang ada dalam KIP tersebut, memastikannya hanya untuk keperluan sekolah.
"Jadi hati-hati anak-anak, untuk anak SD akan diberikan Rp450 ribu, yang SMP Rp750 ribu, yang SMA/SMK Rp1 juta. Hati-hati, hati-hati ini harus dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah," katanya.
Ia mencontohkan, anak-anak bisa membeli sepatu, buku, seragam atau membayar uang sekolah tapi tidak untuk membeli pulsa.
"Bisa untuk misalnya bayar sekolah juga boleh, tapi tidak boleh untuk beli pulsa. Ingat ya anak-anak ya. Jangan sampai uang yang diambil dari kartu itu dipakai untuk beli pulsa. Kalau nanti saya tahu, kartunya saya cabut. Hati-hati, anak-anak," tutur Presiden, mengingatkan.
Para pelajar dapat mencairkan uang tersebut di dua bank milik pemerintah yaitu BRI dan BNI.
Sementara itu, 12 orang anak yang secara simbolis mendapatkan KIP langsung dari Presiden Jokowi yakni Siti Saiyah dan Fahrul Roji dari SDN Tangerang 19, Ali Ridwan Adeputra dan Junah dari SMP 1 Tangerang Selatan, Siti Farifah dan Galeh Prasetyo dari SMA Islam Asy Syifa.
Kemudian, Jujun Gustiawan dan Maulida Fitri dari SMK Swasta Inswan Mulia, Maryamul Lutfiah dan M Aji Wahyudin dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Miftahul Jannah, M Luthfi dari SLB 7 Jakarta dan Ervista dari SLB Nusantara.
Menteri Koordinatur bidang Pembangunan Manusia Puan Maharani dalam sambutannya mengatakan, jumlah anak yatim piatu yang terdata pada 2016 sebanyak 896.781 anak.
"Dari jumlah itu anak yatim piatu penerima KIP baru 155.933 anak dan masih ada 767.484 anak yang belum menerima KIP dan akan mendapat manfaat dana program ini pada 2017," kata Puan.
Menurut Puan, Rembuk Nasional yang akan berlangsung pada 25-27 Januari ini dihadiri 1.045 peserta yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas seluruh Indonesia, guru, unit teknis, lembaga sensor film, dewan keseninan nasional dan lembaga mitra internasional yang mendukung program kebudayaan.
Pembahasan dalam rembuk nasional mencakup tiga hal dalam dunia pendidikan.
"Pertama meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan mutu relevansi dan daya saing serta ketiga meningkatkan tata kelola pendidikan dan kebudayaan," ungkap Puan.
Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Menristekdikti: Program "Sarjana masuk desa" Berikan Inovasi Pertanian dan Peternakan
31 January 2017 15:33 WIB, 2017
Pagelaran Wayang Kulit, PDIP Ingin Masyarakat Jakarta Junjung Tinggi Kebhinekaan
29 January 2017 7:05 WIB, 2017
Presiden ingin Sekolah Wajibkan Murid ikut Kegiatan Luar dalam Ekstrakulikuler
26 January 2017 12:50 WIB, 2017
Presiden: Kartu Indonesia Pintar yang akan Dibagikan pada 2017 Sebanyak 19 Juta
26 January 2017 12:02 WIB, 2017
Kemendikbud tidak hanya Menghabiskan Uang, tetapi bisa Menghasilkan Uang, Kata Muhajir
24 January 2017 11:23 WIB, 2017
Mendikbud: Pengalihan Penyelenggaraan SMA/SMK ke Provinsi Diperbaiki
17 January 2017 14:52 WIB, 2017
Nilai-Nilai Kebhinekaan perlu Dipelihara dan Dikembangkan seluruh Lembaga Pendidikan
17 January 2017 12:11 WIB, 2017
Menhub Ingin Pilot lulusan sarjana menambah Kedewasaan dan Wawasan Luas
13 January 2017 18:05 WIB, 2017