Mahasiswa UM Magelang Juarai LKTI Nasional
Selasa, 21 Maret 2017 10:20 WIB
Kampus UM Magelang. (Foto: UM Magelang)
Magelang, ANTARA JATENG - Mahasiswa program studi S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang berhasil meraih juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional ESFRA 2017 di Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada 16-19 Maret 2017.
Dosen pembimbing Indri, Nasruddin, di Magelang, Senin, mengatakan ada 180 proposal yang dikirim mahasiswa PTN dan PTS se-Indonesia.
Ia menuturkan dari 180 proposal tersebut, panitia menyeleksi 56 proposal yang kemudian diseleksi lagi menjadi tujuh proposal yang dinyatakan lolos ke babak final.
Atas prestasinya tersebut, Indri berhak mendapatkan piala dan uang tunai senilai 7,5 juta. Juara II dan III diraih oleh mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS).
"UM Magelang merupakan satu-satunya PTS yang berhasil maju ke babak final," kata doktor lulusan Kanazawa University Jepang tersebut.
Proposal Indri berjudul "Efektivitas Kombinasi Terapi Inovatif Plasma Medis dengan Madu Lokal dan Multiholes Dressing guna Mempercepat Penyembuhan Luka pada Mencit" Model penyembuhan luka dengan plasma medis merupakan hal yang baru di Indonesia.
Indri mengatakan di hadapan tim juri pihaknya menjelaskan tentang pengertian plasma medis dan metode penyembuhan luka dengan sampel mencit.
"Plasma merupakan fase zat keempat setelah zat padat, cair, dan gas. Ada pun plasma medis selain aman diterapkan pada mencit, juga dapat diaplikasikan pada manusia tanpa efek samping. Inilah yang ingin saya teliti lebih lanjut," kata Indri yang aktif dalam kegiatan penelitian di kampus.
Ia mengatakan dirinya melakukan penelitian mandiri dengan bimbingan dosen Nasruddin.
"Selama enam bulan melakukan riset, akhirnya penelitian ini saya tulis dalam bentuk karya ilmiah. Hasil dari penelitian ini yakni pada kelompok yang diberi plasma medis dengan madu lokal dan multiholes dressing lebih efektif dibanding dengan kelompok kontrol atau kelompok dengan multiholes dressing. Namun, pemberian madu lokal kurang efektif bila dibandingkan dengan kelompok yang diberi terapi plasma medis dengan multiholes dressing," katanya.
Ia berharap metode penyembuhan luka dengan plasma medis dapat diterapkan di rumah sakit di Indonesia sehingga Iandonesia mampu bersaing dengan negara lain dalam bidang kesehatan.
Dosen pembimbing Indri, Nasruddin, di Magelang, Senin, mengatakan ada 180 proposal yang dikirim mahasiswa PTN dan PTS se-Indonesia.
Ia menuturkan dari 180 proposal tersebut, panitia menyeleksi 56 proposal yang kemudian diseleksi lagi menjadi tujuh proposal yang dinyatakan lolos ke babak final.
Atas prestasinya tersebut, Indri berhak mendapatkan piala dan uang tunai senilai 7,5 juta. Juara II dan III diraih oleh mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS).
"UM Magelang merupakan satu-satunya PTS yang berhasil maju ke babak final," kata doktor lulusan Kanazawa University Jepang tersebut.
Proposal Indri berjudul "Efektivitas Kombinasi Terapi Inovatif Plasma Medis dengan Madu Lokal dan Multiholes Dressing guna Mempercepat Penyembuhan Luka pada Mencit" Model penyembuhan luka dengan plasma medis merupakan hal yang baru di Indonesia.
Indri mengatakan di hadapan tim juri pihaknya menjelaskan tentang pengertian plasma medis dan metode penyembuhan luka dengan sampel mencit.
"Plasma merupakan fase zat keempat setelah zat padat, cair, dan gas. Ada pun plasma medis selain aman diterapkan pada mencit, juga dapat diaplikasikan pada manusia tanpa efek samping. Inilah yang ingin saya teliti lebih lanjut," kata Indri yang aktif dalam kegiatan penelitian di kampus.
Ia mengatakan dirinya melakukan penelitian mandiri dengan bimbingan dosen Nasruddin.
"Selama enam bulan melakukan riset, akhirnya penelitian ini saya tulis dalam bentuk karya ilmiah. Hasil dari penelitian ini yakni pada kelompok yang diberi plasma medis dengan madu lokal dan multiholes dressing lebih efektif dibanding dengan kelompok kontrol atau kelompok dengan multiholes dressing. Namun, pemberian madu lokal kurang efektif bila dibandingkan dengan kelompok yang diberi terapi plasma medis dengan multiholes dressing," katanya.
Ia berharap metode penyembuhan luka dengan plasma medis dapat diterapkan di rumah sakit di Indonesia sehingga Iandonesia mampu bersaing dengan negara lain dalam bidang kesehatan.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Jelang pendaftaran UM-PTKIN 2023, Staf Ahli Menag tekankan kualitas dan moderasi beragama
07 April 2023 21:47 WIB, 2023
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB