BI Bantu Teknologi Tepat Guna Kepada Petani
Sabtu, 1 April 2017 18:39 WIB
Bank Indonesia memberikan bantuan kepada para petani di Kabupaten Magelang untuk meningkatkan kualitas pangan (Foto: ANTARAJATENG.COM/Aris Wasita Widiastuti)
Magelang, ANTARA JATENG - Bank Indonesia (BI) memberikan bantuan berupa teknologi tepat guna, yaitu teknologi ozone, kepada Gabungan Kelompok Tani Cabai di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
"Pemberian bantuan ini sejalan dengan penguatan kelembagaan petani, kami juga menginisiasi perbaikan logistik pangan melalui penerapan teknologi tepat guna yang kami implementasikan melalui penerapan teknologi ozone yang dikembangkan oleh Center for Plasma Research, Unversitas Diponegoro Semarang," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Sabtu.
Pada acara Penyerahan Program Sosial Bank Indonesia dan Sosialisasi Uang Rupiah TE 2016, dia mengatakan bahwa teknologi ozone tersebut berfungsi memperpanjang masa simpan sekaligus menjaga kualitas bahan makanan yang mudah busuk, salah satunya adalah komoditas hortikultura, seperti cabai dan sayuran, dengan menyemprotkan cairan ozone ke bahan makanan, lalu menyimpannya dalam ruang pendingin bersuhu 10-15 derajat celcius.
Menurut dia, teknologi tersebut dengan sedikit modifikasi juga dapat digunakan dalam sistem penyimpanan bahan makanan lainnya, seperti beras, bawang merah, dan ikan.
"Penerapan teknologi ozone di tingkat petani merupakan pembaharuan `business` model yang efektif dan efisien dalam penanganan logistik pangan di Jateng. NTP dapat membaik dengan hasil produk yang berkualitas," katanya.
Di samping itu, pengaturan stok juga dapat dengan melakukan tunda jual komoditas bahan makanan pada kondisi panen raya hingga harga jual tidak anjlok dan pada kondisi hasil panen terbatas. Dengan demikian, dalam jangka panjang, kestabilan harga dapat terpelihara.
Sebagai tahapan awal implementasi teknologi ozone, kata Ponco, pihaknya akan melaksanakan piloting pada klaster hortikultura di Kecamatan Ngablak yang merupakan binaan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jateng serta Gabungan Kelompok Tani Cabai di Kabupaten Magelang yang merupakan mitra TPID Provinsi Jateng dalam menyuplai kebutuhan operasi pasar cabai di Jateng.
"Program `piloting` ini akan kami sinergikan dengan pemberian PSBI yang merupakan bentuk `Dedikasi untuk Negeri` berupa pemberian bantuan berupa gudang pangan, ruang pendingin, dan seperangkat mesin ozone kepada gapoktan di Kabupaten Magelang. Apabila sukses, program ini kami harapkan dapat direplikasi ke beberapa sentra produksi pangan lainnya di Jateng, bahkan nasional," katanya.
Ia berharap Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dapat memberikan efek positif terhadap pengembangan pertanian dengan menciptakan "business" model di tingkat petani yang memberikan nilai tambah produk ketahanan pangan.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa bantuan tersebut bertujuan agar kualitas pangan nasional, salah satunya di Jawa Tengah, menjadi lebih baik.
"Seperti yang diketahui, Kabupaten Magelang kekuatannya di produksi pertanian sehingga harus dibuat lebih baik," katanya.
Pada kesempatan yang sama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Pemerintah telah serius memikirkan keberlangsungan komoditas pokok yang ada di Jateng, termasuk pengolahan pascapanen.
"Kami mengapresiasi karena dalam hal ini BI telah menstimulus melalui teknologi tepat guna. Hal lain yang dibutuhkan adalah pasar," katanya.
Mengenai pasar ini, kata dia, Pemerintah mendorong pengembangan "e-commerce", dalam hal ini pedagang langsung dipertemukan dengan petani. Dengan demikian, e-commerce ini juga dapat memotong mata rantai perdagangan.
"Mengenai penggunaan teknologi, baik dari sisi produksi maupun pemasaran, mau tidak mau memang petani harus diajak ke era yang baru. Tidak hanya petani, tetapi kesiapan ini juga harus dipastikan di setiap penyuluh pertanian yang setiap hari selalu mendampingi para petani," katanya.
"Pemberian bantuan ini sejalan dengan penguatan kelembagaan petani, kami juga menginisiasi perbaikan logistik pangan melalui penerapan teknologi tepat guna yang kami implementasikan melalui penerapan teknologi ozone yang dikembangkan oleh Center for Plasma Research, Unversitas Diponegoro Semarang," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Sabtu.
Pada acara Penyerahan Program Sosial Bank Indonesia dan Sosialisasi Uang Rupiah TE 2016, dia mengatakan bahwa teknologi ozone tersebut berfungsi memperpanjang masa simpan sekaligus menjaga kualitas bahan makanan yang mudah busuk, salah satunya adalah komoditas hortikultura, seperti cabai dan sayuran, dengan menyemprotkan cairan ozone ke bahan makanan, lalu menyimpannya dalam ruang pendingin bersuhu 10-15 derajat celcius.
Menurut dia, teknologi tersebut dengan sedikit modifikasi juga dapat digunakan dalam sistem penyimpanan bahan makanan lainnya, seperti beras, bawang merah, dan ikan.
"Penerapan teknologi ozone di tingkat petani merupakan pembaharuan `business` model yang efektif dan efisien dalam penanganan logistik pangan di Jateng. NTP dapat membaik dengan hasil produk yang berkualitas," katanya.
Di samping itu, pengaturan stok juga dapat dengan melakukan tunda jual komoditas bahan makanan pada kondisi panen raya hingga harga jual tidak anjlok dan pada kondisi hasil panen terbatas. Dengan demikian, dalam jangka panjang, kestabilan harga dapat terpelihara.
Sebagai tahapan awal implementasi teknologi ozone, kata Ponco, pihaknya akan melaksanakan piloting pada klaster hortikultura di Kecamatan Ngablak yang merupakan binaan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jateng serta Gabungan Kelompok Tani Cabai di Kabupaten Magelang yang merupakan mitra TPID Provinsi Jateng dalam menyuplai kebutuhan operasi pasar cabai di Jateng.
"Program `piloting` ini akan kami sinergikan dengan pemberian PSBI yang merupakan bentuk `Dedikasi untuk Negeri` berupa pemberian bantuan berupa gudang pangan, ruang pendingin, dan seperangkat mesin ozone kepada gapoktan di Kabupaten Magelang. Apabila sukses, program ini kami harapkan dapat direplikasi ke beberapa sentra produksi pangan lainnya di Jateng, bahkan nasional," katanya.
Ia berharap Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dapat memberikan efek positif terhadap pengembangan pertanian dengan menciptakan "business" model di tingkat petani yang memberikan nilai tambah produk ketahanan pangan.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa bantuan tersebut bertujuan agar kualitas pangan nasional, salah satunya di Jawa Tengah, menjadi lebih baik.
"Seperti yang diketahui, Kabupaten Magelang kekuatannya di produksi pertanian sehingga harus dibuat lebih baik," katanya.
Pada kesempatan yang sama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Pemerintah telah serius memikirkan keberlangsungan komoditas pokok yang ada di Jateng, termasuk pengolahan pascapanen.
"Kami mengapresiasi karena dalam hal ini BI telah menstimulus melalui teknologi tepat guna. Hal lain yang dibutuhkan adalah pasar," katanya.
Mengenai pasar ini, kata dia, Pemerintah mendorong pengembangan "e-commerce", dalam hal ini pedagang langsung dipertemukan dengan petani. Dengan demikian, e-commerce ini juga dapat memotong mata rantai perdagangan.
"Mengenai penggunaan teknologi, baik dari sisi produksi maupun pemasaran, mau tidak mau memang petani harus diajak ke era yang baru. Tidak hanya petani, tetapi kesiapan ini juga harus dipastikan di setiap penyuluh pertanian yang setiap hari selalu mendampingi para petani," katanya.
Pewarta : Aris Wasita Widiastuti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PBSI UMP gelar seminar "Jaga Budaya Bahasa dan Sastra di Era Generasi Z"
05 October 2023 16:18 WIB, 2023
Abidah El Khalieqy dan Hamdy Salad ajak mahasiswa PBSI UMP berpikir kreatif dalam berkarya
15 September 2022 17:05 WIB, 2022