Disnakkeswan Jateng sebut kasus PMK mulai melandai
Semarang (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah mengatakan bahwa kasus ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah tersebut sudah mulai melandai.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnakkeswan Jateng Hariyanta Nugraha, di Semarang, Kamis, menyampaikan bahwa pertambahan kasus aktif sudah di bawah 20 ekor, temuan hewan mati dan disembelih nihil, serta hewan yang sembuh meningkat.
Berdasarkan data hingga Rabu (29/1), jumlah ternak yang terduga terkena PMK sebanyak 6.899 ekor atau ada pertambahan 12 ekor, namun ternak yang sembuh bertambah 485 ekor menjadi 2.204 ekor.
Untuk jumlah ternak disembelih dan mati, kata dia, masih stagnan atau tidak ada laporan baru, yakni ternak disembelih berjumlah 120 ekor, dan yang mati 293 ekor. Sedangkan sisa kasus tercatat 4.282 ekor.
"Angka pertambahan kasus sudah sedikit, di bawah 20 (ekor), dan yang sembuh semakin meningkat. Selain itu, tidak ada laporan kematian dan pemotongan ternak. Kemudian, kasus aktif semakin berkurang," katanya.
Ia menyampaikan dari kurun awal hingga akhir Januari 2025, tercatat kasus PMK di Jateng fluktuatif, dengan puncaknya pada 15-16 Januari 2025 yang mencatatkan kasus 652 ekor pada 15 Januari, dan meningkat menjadi 899 ekor pada 16 Januari.
Jumlah kasus kemudian mulai melandai pada pertengahan pekan ketiga Januari, lanjut dia, lalu mulai pekan keempat pada 28-29 Januari terlihat lonjakan justru terjadi pada jumlah ternak yang dinyatakan sembuh.
"Faktornya (berkurangnya kasus), kami sudah mulai pelaksanaan vaksinasi sejak 1 Januari. Kami sudah mendapatkan 'dropping'. Kemudian, pengobatan berjalan terus," katanya.
Sampai saat ini, ia mengatakan pihaknya telah melakukan pengobatan kepada 4.011 ekor ternak, sementara vaksinasi telah diberikan sebanyak 37.333 dosis dan sebanyak 272 lokasi telah terdistribusi 71.489 liter cairan desinfektan.
Berkaitan dengan vaksinasi PMK, Hariyanta menjelaskan bahwa Jateng masih akan menerima pengiriman vaksin dari pemerintah pusat dengan total 400 ribu dosis hingga September 2025.
Selain vaksinasi dan pengobatan, kata dia, faktor penyekatan lalu lintas hewan juga turut berpengaruh sehingga pembatasan gerak interaksi hewan sakit dan sehat, dilakukan dengan penutupan pasar hewan untuk meminimalisasi potensi penularan penyakit.
Meski ada penurunan jumlah kasus, ia meminta para peternak untuk tidak terlena karena bisa saja terjadi lonjakan kasus jika peternak lengah dengan langkah-langkah pencegahan dan penanganan PMK.
Jika ada dugaan kasus, peternak diminta segera melapor kepada tenaga medis, atau melalui nomor Pusat krisis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Whatsapp 0811 1182 7889. Bisa juga ke Posko PMK Disnakkeswan Jateng 0851-3509-7990.
"Yang utama, tetap jaga kondisi kesehatan hewan, karena musim penghujan. Jaga kebersihan kandang, Perhatikan pemberian pakan, jangan masukan hewan ternak dari luar, beri multivitamin atau empon-empon, akan sangat membantu menjaga kondisi ternak,. Kalau ada gejala segera lapor, semakin awal semakin bisa tertangani," katanya.
Baca juga: Plafon di dua sekolah di Semarang ambrol akibat hujan dan angin
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025