Kudus Usulkan Gula Merah Masuk Resi Gudang
Sabtu, 13 Mei 2017 20:37 WIB
Ilustrasi. Gula pasir.(Foto: Antara)
Kudus, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengusulkan kepada Kementerian Perdagangan agar komoditas gula merah dimasukkan ke dalam program resi gudang.
"Gula merah yang diproduksi dengan bahan baku tanaman tebu merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Kudus. Untuk itu, kami mengusulkan untuk dimasukkan ke dalam komoditas yang bisa disimpan melalui program resi gudang," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti di Kudus, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke gudang komoditi sistem resi gudang di Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan jumlah komoditas yang masuk ke program resi gudang memang perlu ditingkatkan.
Apalagi, kata dia, setiap daerah memiliki komoditas khas.
"Untuk sementara memang dibatasi jumlahnya," ujarnya.
Sejumlah komoditas yang saat ini bisa disimpan melalui program resi gudang, antara lain gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, dan rumput laut.
Ia mengakui daerah dipersilakan mengusulkan tentang komoditas yang masuk resi gudang untuk kemudian diteliti terlebih dahulu.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan juga meninjau peralatan yang ada pada gudang komoditas resi gudang tersebut.
Menurut dia, biaya operasional pengering gabah yang terlalu mahal memang perlu dievaluasi.
"Penggunaan lantai jemur juga bagus, karena biayanya lebih murah," ujarnya.
Produksi tanaman jagung, katanya, perlu didorong karena impor jagung mulai dikurangi. Bahkan, tahun depan diupayakan tidak ada impor jagung.
Ia mengatakan penyerapan jagung ke sejumlah industri juga cukup bagus.
"Jika penyerapannya tidak maksimal, tentunya tidak ada izin impor karena selisih kebutuhannya baru diberikan izin," ujarnya.
"Gula merah yang diproduksi dengan bahan baku tanaman tebu merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Kudus. Untuk itu, kami mengusulkan untuk dimasukkan ke dalam komoditas yang bisa disimpan melalui program resi gudang," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti di Kudus, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke gudang komoditi sistem resi gudang di Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan jumlah komoditas yang masuk ke program resi gudang memang perlu ditingkatkan.
Apalagi, kata dia, setiap daerah memiliki komoditas khas.
"Untuk sementara memang dibatasi jumlahnya," ujarnya.
Sejumlah komoditas yang saat ini bisa disimpan melalui program resi gudang, antara lain gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, dan rumput laut.
Ia mengakui daerah dipersilakan mengusulkan tentang komoditas yang masuk resi gudang untuk kemudian diteliti terlebih dahulu.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan juga meninjau peralatan yang ada pada gudang komoditas resi gudang tersebut.
Menurut dia, biaya operasional pengering gabah yang terlalu mahal memang perlu dievaluasi.
"Penggunaan lantai jemur juga bagus, karena biayanya lebih murah," ujarnya.
Produksi tanaman jagung, katanya, perlu didorong karena impor jagung mulai dikurangi. Bahkan, tahun depan diupayakan tidak ada impor jagung.
Ia mengatakan penyerapan jagung ke sejumlah industri juga cukup bagus.
"Jika penyerapannya tidak maksimal, tentunya tidak ada izin impor karena selisih kebutuhannya baru diberikan izin," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Korban banjir Demak masih dievakuasi, tanggul jebol ditutup kantong pasir
09 February 2024 17:04 WIB
Wali Pemasyarakatan Lapas Pasir Putih Kemenkumham Jateng terima penghargaan BNPT
29 July 2023 21:10 WIB, 2023
Lapas Pasir Putih Kanwil Kemenkumham Jateng kembali gelar prosesi ikrar setia NKRI
07 April 2023 14:15 WIB, 2023
Taman Wisata Laut Pantai Pasir Kencana sumbang PAD Pekalongan Rp4,5 miliar
04 January 2023 16:15 WIB, 2023
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Konsumsi listrik kendaraan EV di SPKLU meningkat 500 persen sepanjang Nataru
02 January 2025 11:01 WIB