Nelayan Mulai Panen Ikan Cakalang
Selasa, 30 Mei 2017 11:35 WIB
Sejumlah nelayan tradisional menarik perahu mereka ke daratan setelah mencari ikan di perairan Teluk Penyu, Cilacap. (Foto: ANTARAJATENG.COM/Sumarwoto)
Cilacap, ANTARA JATENG - Nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, khususnya yang menggunakan kapal berukuran lebih dari 20 "gross tonage" (GT) mulai panen ikan cakalang.
"Kapal-kapal di atas 20 GT wilayah penangkapan ikannya bisa mencapai jalur II dan jalur III. Alhamdulillah hasil tangkapannya bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Sarjon di Cilacap, Selasa.
Ia mengaku memiliki enam kapal di atas 20 GT dan seluruhnya berangkat melaut.
Kendati demikian, dia mengatakan volume ikan cakalang yang berhasil ditangkap dalam sehari tidak menentu karena arus di laut belum stabil.
"Kadang sehari dapat 50 kilogram, kadang bisa 100 kilogram, harganya berkisar Rp15.000-Rp16.000 per kilogram," katanya.
Selain arus belum stabil, kata dia, kondisi air di laut masih jernih atau belum keruh sehingga jaring dapat terlihat dengan jelas oleh ikan.
"Kalau airnya sudah keruh, biasanya hasil melimpah. Bahkan kalau sudah dingin seperti sekarang ini, harusnya sudah mulai panen," katanya.
Dia mengatakan selain cakalang, ikan hiu juga banyak bermunculan di jalur II penangkapan.
Kendati demikian, dia mengatakan nelayan tidak bisa serta merta menangkap hiu-hiu tersebut karena harus dipilah antara hiu yang boleh ditangkap dan hiu yang tidak boleh ditangkap.
Dalam hal ini, �ikan hiu martil (Spyrna spp) dan ikan hiu koboi (Charcharinus longimanus) masih boleh ditangkap untuk kebutuhan pasar dalam negeri namun tidak boleh diekspor.
Sementara untuk hiu monyet atau Alopiidae atau Thresher Shark dilarang ditangkap karena merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi.
Lebih lanjut, Sarjono mengatakan hasil tangkapan nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil pun mulai ada peningkatan.
"Ikan yang mulai keluar, antara lain bawal putih, tongkol, dan cumi-cumi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Rukun Nelayan Pandanarang, Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Tarmuji mengakui jika saat sekarang, ikan bawal putih cukup melimpah dan harganya tergolong tinggi.
Kendati demikian, dia mengatakan harga ikan bawal putih tergantung pada ukuran ikannya.
"Harganya bisa mencapai Rp300 ribu per kilogram jika ukuran per ekor 6 ons ke atas. Kalau harga bawal hitam sekitar Rp50 ribu per kilogram dan cumi-cumi Rp45 ribu per kilogram," katanya.
"Kapal-kapal di atas 20 GT wilayah penangkapan ikannya bisa mencapai jalur II dan jalur III. Alhamdulillah hasil tangkapannya bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Sarjon di Cilacap, Selasa.
Ia mengaku memiliki enam kapal di atas 20 GT dan seluruhnya berangkat melaut.
Kendati demikian, dia mengatakan volume ikan cakalang yang berhasil ditangkap dalam sehari tidak menentu karena arus di laut belum stabil.
"Kadang sehari dapat 50 kilogram, kadang bisa 100 kilogram, harganya berkisar Rp15.000-Rp16.000 per kilogram," katanya.
Selain arus belum stabil, kata dia, kondisi air di laut masih jernih atau belum keruh sehingga jaring dapat terlihat dengan jelas oleh ikan.
"Kalau airnya sudah keruh, biasanya hasil melimpah. Bahkan kalau sudah dingin seperti sekarang ini, harusnya sudah mulai panen," katanya.
Dia mengatakan selain cakalang, ikan hiu juga banyak bermunculan di jalur II penangkapan.
Kendati demikian, dia mengatakan nelayan tidak bisa serta merta menangkap hiu-hiu tersebut karena harus dipilah antara hiu yang boleh ditangkap dan hiu yang tidak boleh ditangkap.
Dalam hal ini, �ikan hiu martil (Spyrna spp) dan ikan hiu koboi (Charcharinus longimanus) masih boleh ditangkap untuk kebutuhan pasar dalam negeri namun tidak boleh diekspor.
Sementara untuk hiu monyet atau Alopiidae atau Thresher Shark dilarang ditangkap karena merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi.
Lebih lanjut, Sarjono mengatakan hasil tangkapan nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil pun mulai ada peningkatan.
"Ikan yang mulai keluar, antara lain bawal putih, tongkol, dan cumi-cumi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Rukun Nelayan Pandanarang, Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Tarmuji mengakui jika saat sekarang, ikan bawal putih cukup melimpah dan harganya tergolong tinggi.
Kendati demikian, dia mengatakan harga ikan bawal putih tergantung pada ukuran ikannya.
"Harganya bisa mencapai Rp300 ribu per kilogram jika ukuran per ekor 6 ons ke atas. Kalau harga bawal hitam sekitar Rp50 ribu per kilogram dan cumi-cumi Rp45 ribu per kilogram," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMOM Kilang Cilacap ajak Perwira Pertamina tak lelah teladani-warisi nilai pahlawan
10 November 2024 13:55 WIB
Pertiwi Kilang Cilacap ingatkan pentingnya keluarga visioner dukung produktivitas perusahaan
04 November 2024 9:39 WIB
Cegah abrasi sungai di Jeruklegi, Kilang Pertamina Cilacap salurkan 1.000 mangrove
24 October 2024 6:34 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB