Purwokerto, ANTARA JATENG - Pemerintah daerah perlu membuat perencanaan yang sistematis guna mengantisipasi krisis air bersih, kata Dosen Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Ardiansyah.
"Perlu ada perencanaan sistematis agar krisis air bisa diselesaikan, misal dengan pembuatan embung dengan kapasitas besar," kata Ardiansyah di Purwokerto, Jumat.
Dia menambahkan, embung berkapasitas besar bisa menyimpan air pada saat musim hujan.
Selain itu, dia juga menambahkan, pentingnya pemetaan daerah yang biasa mengalami krisis air bersih.
"Pemetaan daerah yang biasa mengalami krisis air bersih sangat penting dilakukan," katanya.
Selain itu, dia menambahkan bahwa pemanfaatan air tanah dalam, atau mata air, bisa menjadi salah satu upaya antisipasi krisis air bersih.
Sementara itu, dia juga menambahkan bahwa krisis air bersih sering terjadi saat musim kemarau, ketika debit air sungai yang melalui wilayah tertentu menurun, sehingga tidak cukup untuk keperluan masyarakat.
"Faktor topografi biasanya masalah utama. Daerah ada di lokasi yang tinggi, sementara sungai mengalir di lokasi yang lebih rendah," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya pernah melakukan survei terkait hal tersebut.
"Seperti yang sering terjadi di Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, lokasi dimana saya pernah survei. Aliran sungai jauh di bawahnya, sekitar 100 meter, irigasi juga berada di bawahnya," katanya.
Pemerintah Diingatkan Pentingnya Antisipasi Krisis Air Bersih
Jumat, 11 Agustus 2017 9:43 WIB
ilustrasi - Krisis Air Bersih (Foto ANTARA)
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dukung agrowisata berkelanjutan, Tim Dosen Unsoed beri pelatihan produk olahan stroberi
31 October 2024 15:26 WIB
Akademisi Unsoed: Kampung Cibun siap menjadi ikon Kampung Cinta Budaya Nusantara Banyumas
29 October 2024 17:41 WIB