Lereng Gunung Lawu, Karanganyar, ANTARA JATENG - Sedikitnya 25 ribu kader Front Penggerak Pancasila, Minggu pagi, melakukan apel akbar kesetiaan terhadap Pancasila di lereng Gunung Lawu, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Kegiatan "Apel Akbar Kesetiaan Pancasila" itu selain didominasi unsur nahdliyin--sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama-- juga hadir Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) yang juga mantan Wakil Kepala Staf TNI-AD Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakri.

Koordinator Front Penggerak Pancasila (FPP) Abdul Dz dalam laporannya menyatakan 25 ribu kader itu adalah data pada Sabtu (14/10) malam, di mana memasuki Minggu dinihari, gelombang kader yang hadir kian bertambah.

Mereka datang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Sulawesi Selatan.

"Sebenarnya izin kepada 'Sunan Lawu' 20 ribu, meski kapasitas lapangan untuk apel hanya 2.000 orang. Karena antusiasme tinggi, yang hadir melebihi kapasitas. Kami mohon maaf pada kader-kader yang tidak tertampung," katanya.

Ia menegaskan bahwa kader yang hadir bukanlah untuk rekreasi dan bersenang-senang.

"Tapi, kehadiran kader hari ini adalah wujud keprihatinan atas kondisi bangsa Indonesia saat ini," katanya.

Kondisi memprihatinkan itu, kata dia, diwarnai kebencian antaranak bangsa, saling caci maki, bahkan konflik-konflik yang terjadi di berbagai tempat.

"Jadi, kita hadir hari ini di lereng Gunung Lawu yang sunyi ini adalah untuk mengembalikan Pancasila sebagai sumber hukum, moral, sebagai pedoman bermasyarakat dan bernegara," katanya.

Hal itu, kata dia, menjadi penting di tengah klaim-klaim bahwa Pancasila sebagai milik golongan dan agama tertentu serta arus liberalisme.

"Maka 'kelompok tengah' harus hadir. Hari ini kita ikrarkan untuk mengembalikan Pancasila. Kita lahirkan front baru, yakni Front Penggerak Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, serta menjaga keamanan negara. Ini tugas besar untuk dipikul bersama," kata Abdul Muni'im Dz.

Pembina FPP KH As'ad Said Ali menyampaikan bahwa kalau ada masalah dengan penyelamatan Pancasila, kekuatan yang konsisten membela dan memperhatikan disebutnya TNI dan "TNU" (kalangan NU).

Ia juga menyampaikan bahwa Pancasila adalah "hadiah terbesar" umat Islam kepada bangsa dan negara, karena sejatinya inti dari Pancasila adalah ajaran Islam.

Salah satu instruktur nasional FPP Dr Ifan Haryanto di sela-sela apel akbar itu menyatakan bahwa kegelisahan-kegelisahan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa saat ini yang membuat kegiatan itu dilakukan.

"Apel akbar kesetiaan Pancasila ini, selain penegasan bahwa Pancasila sudah final sebagai ideologi bangsa, juga untuk menyampaikan pesan agar kehidupan dalam segala bidang dapat dilaksanakan dengan nilai-nilai luhur yang ada," katanya.

Kader-kader yang hadir berbondong-bondong ke lereng Gunung Lawu untuk apel akbar kesetiaan itu, baik laki-laki, perempuan, kalangan sepuh, dan generasi muda, datang dengan mandiri.

Mereka mengaku membiayai sendiri untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Sebelum puncak kegiatan apel akbar kesetiaan itu, pada Sabtu (14/10) malam dilaksanakan "Halaqah Kebangsaan" yang menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Letjen (Purn) Kiki Syahnakrie, Mayjen (Purn) Sukarno, Hendrajit, dan Zaenal Arifin Fuad.