Meningkatkan Kewaspadaan Menghadapi Kemungkinan Cuaca Ekstrem
Selasa, 28 November 2017 12:04 WIB
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono (batik), sedang memantau proses evakuasi pohon tumbang di alun-alun banjarnegara. (ANTARAJATENG.COM/humas banjarnegara)
Purwokerto, ANTARA JATENG - Beberapa hari terakhir, hujan hampir setiap hari mengguyur Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Intensitasnya bervariasi, mulai dari hujan ringan hingga sedang.
Namun, Senin (27/11) kemarin, hujan turun sedikit lebih deras dari biasanya. Pun angin bertiup lebih kencang dari biasanya.
Hal tersebut terjadi tidak lama berselang dari adanya peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh BMKG.
Sebelumnya, pada Minggu malam (26/11), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.
Terkait hal itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara), Setyoajie Prayoedhie mengatakan, pada Senin sore (27/11) kondisi yang sama juga terjadi di Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya, yakni hujan dengan intensitas bervariasi mulai ringan hingga sedang dari siang hingga malam.
Karena itulah, tambah dia, BMKG Jawa Tengah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berlaku sejak tanggal 26 hingga 28 November 2017.
???????? Berdasarkan prakiraan BMKG, potensi cuaca ekstrem antara lain disebabkan adanya tekanan rendah di Selatan Jawa yang megakibatkan area belokan angin dan peningkatan pertumbuhan awan hujan.
???????? Selain itu, ada aliran massa udara basah dari Barat yang menyebabkan kondisi udara di sekitar Jawa Tengah menjadi sangat tidak stabil (labil).
???????? Interaksi kedua fenomena tersebut dengan kondisi cuaca lokal mengakibatkan beberapa potensi cuaca ekstrem di sekitar wilayah Jawa Tengah, antara lain potensi hujan lebat hingga ekstrem, potensi angin kencang hingga potensi gelombang tinggi.
Dia juga menjelaskan, peringatan dini tersebut menyebutkan bahwa wilayah yang berpotensi terjadinya hujan lebat hingga ekstrem antara lain Ambarawa, Majenang, Wonosobo, Ungaran, Temanggung, Sragen, Semarang, Salatiga, Purworejo dan Purwokerto.
Selain itu, Purwodadi, Purbalingga, Pati, Mungkid, Magelang, Kendal, Kebumen, Jepara, Demak, Cilacap, Boyolali, Blora, Batang, dan Banjarnegara.
Peringatan dini juga menyebutkan adanya potensi gelombang tinggi di perairan Laut Jawa bagian Tengah, perairan Selatan Jawa Tengah dan Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG mengingatkan masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaannya.
Pasalnya, kondisi semikian dikhawatirkan berpotensi menyebabkan genangan air, banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor di kawasan yang berpotensi hujan lebat.
Untuk itu, otoritas transportasi juga didorong untuk mewaspadai potensi genangan yang bisa muncul di jalan raya, kereta api, dan bandar udara.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian kilat, petir, sehingga disarankan tidak berlindung dibawah pohon.
Sementara itu, masyarakat yang melakukan aktifitas di perairat atau laut juga diingatkan untuk mewaspadai perubahan kondisi cuaca di laut secara tiba-tiba akibat adanya awan Cumulonimbus sehingga nelayan disarankan untuk menunda aktifitas penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.
"Masyarakat lainnya juga perlu menyiapkan diri dengan selalu membawa payung dan jas hujan ketika ke luar rumah, serta memeriksa kendaraan ketika akan melakukan perjalanan serta untuk bersiap menghadapi kondisi jalanan licin," katanya.
Posko bencana
Menindaklanjuti adanya peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara langsung bergerak cepat.
BPBD Banjarnegara juga meminta warga setempat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya kemungkinan cuaca ekstrem tersebut.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arief Rahman kembali mengingatkan seluruh warga, bahwa posko siaga darurat terus dioptimalkan.
Warga bisa kapan saja melaporkan kepada BPBD Banjarnegara bila memiliki informasi mengenai bencana di wilayahnya.
"Warga harus lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap situasi di sekitar, laporkan jika ada info bencana ke posko BPBD dengan nomor telepon 082330259595," katanya.
Selain itu, BPBD juga mengingatkan agar warga yang tinggal di wilayah perbukitan, meningkatkan kewaspadaannya.
Utamanya, mereka yang tinggal di sekitar lereng agar mewaspadai rekahan tanah karena dikhawatirkan merupakan tanda awal bencana longsor.
BPBD juga mengingatkan masyarakat agar memangkas pohon yang ada di sekitar rumah mengingat hujan lebat dan angin kencang berpotensi menyebabkan pohon tumbang.
Selain itu, BPBD Kabupaten Banjarnegara, juga terus mengoptimalkan upaya mitigasi atau mengurangi dampak risiko bencana bencana berbasis masyarakat.
Contohnya, BBPD melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemasangan rambu-rambu peringatan yang dipasang di jalan-jalan desa, kabupaten, dan propinsi.
Ada sekitar 474 rambu peringatan bencana bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang sedang dalam proses pemasangan di sejumlah lokasi rawan bencana yang ada di wilayah Banjarnegara
Tujuan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang daerah rawan bencana.
Sementara itu, Kepala Pusat mitigasi bencana LPPM Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Endang Hilmi menambahkan pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi mengenai potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.
Sosialisasi secara terus-menerus, kata dia, sangat perlu dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi risiko bencana. Terutama di wilayah rawan bencana.
Dia mengatakan, sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai media, baik radio, televisi lokal, maupun surat kabar.
Selain sosialisasi, pemerintah daerah juga perlu segera melakukan kegiatan pemangkasan pohon tua, dan pohon yang berpotensi roboh guna mengurangi dampak risiko pohon tumbang.
"Masyarakat yang menggunakan motor sebaiknya berhenti dan tidak berteduh di bawah pohon ketika hujan sangat lebat. Karena dikhawatirkan terjadi pohon tumbang," katanya.
Intensitasnya bervariasi, mulai dari hujan ringan hingga sedang.
Namun, Senin (27/11) kemarin, hujan turun sedikit lebih deras dari biasanya. Pun angin bertiup lebih kencang dari biasanya.
Hal tersebut terjadi tidak lama berselang dari adanya peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh BMKG.
Sebelumnya, pada Minggu malam (26/11), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.
Terkait hal itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara), Setyoajie Prayoedhie mengatakan, pada Senin sore (27/11) kondisi yang sama juga terjadi di Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya, yakni hujan dengan intensitas bervariasi mulai ringan hingga sedang dari siang hingga malam.
Karena itulah, tambah dia, BMKG Jawa Tengah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berlaku sejak tanggal 26 hingga 28 November 2017.
???????? Berdasarkan prakiraan BMKG, potensi cuaca ekstrem antara lain disebabkan adanya tekanan rendah di Selatan Jawa yang megakibatkan area belokan angin dan peningkatan pertumbuhan awan hujan.
???????? Selain itu, ada aliran massa udara basah dari Barat yang menyebabkan kondisi udara di sekitar Jawa Tengah menjadi sangat tidak stabil (labil).
???????? Interaksi kedua fenomena tersebut dengan kondisi cuaca lokal mengakibatkan beberapa potensi cuaca ekstrem di sekitar wilayah Jawa Tengah, antara lain potensi hujan lebat hingga ekstrem, potensi angin kencang hingga potensi gelombang tinggi.
Dia juga menjelaskan, peringatan dini tersebut menyebutkan bahwa wilayah yang berpotensi terjadinya hujan lebat hingga ekstrem antara lain Ambarawa, Majenang, Wonosobo, Ungaran, Temanggung, Sragen, Semarang, Salatiga, Purworejo dan Purwokerto.
Selain itu, Purwodadi, Purbalingga, Pati, Mungkid, Magelang, Kendal, Kebumen, Jepara, Demak, Cilacap, Boyolali, Blora, Batang, dan Banjarnegara.
Peringatan dini juga menyebutkan adanya potensi gelombang tinggi di perairan Laut Jawa bagian Tengah, perairan Selatan Jawa Tengah dan Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG mengingatkan masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaannya.
Pasalnya, kondisi semikian dikhawatirkan berpotensi menyebabkan genangan air, banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor di kawasan yang berpotensi hujan lebat.
Untuk itu, otoritas transportasi juga didorong untuk mewaspadai potensi genangan yang bisa muncul di jalan raya, kereta api, dan bandar udara.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian kilat, petir, sehingga disarankan tidak berlindung dibawah pohon.
Sementara itu, masyarakat yang melakukan aktifitas di perairat atau laut juga diingatkan untuk mewaspadai perubahan kondisi cuaca di laut secara tiba-tiba akibat adanya awan Cumulonimbus sehingga nelayan disarankan untuk menunda aktifitas penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.
"Masyarakat lainnya juga perlu menyiapkan diri dengan selalu membawa payung dan jas hujan ketika ke luar rumah, serta memeriksa kendaraan ketika akan melakukan perjalanan serta untuk bersiap menghadapi kondisi jalanan licin," katanya.
Posko bencana
Menindaklanjuti adanya peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara langsung bergerak cepat.
BPBD Banjarnegara juga meminta warga setempat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya kemungkinan cuaca ekstrem tersebut.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arief Rahman kembali mengingatkan seluruh warga, bahwa posko siaga darurat terus dioptimalkan.
Warga bisa kapan saja melaporkan kepada BPBD Banjarnegara bila memiliki informasi mengenai bencana di wilayahnya.
"Warga harus lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap situasi di sekitar, laporkan jika ada info bencana ke posko BPBD dengan nomor telepon 082330259595," katanya.
Selain itu, BPBD juga mengingatkan agar warga yang tinggal di wilayah perbukitan, meningkatkan kewaspadaannya.
Utamanya, mereka yang tinggal di sekitar lereng agar mewaspadai rekahan tanah karena dikhawatirkan merupakan tanda awal bencana longsor.
BPBD juga mengingatkan masyarakat agar memangkas pohon yang ada di sekitar rumah mengingat hujan lebat dan angin kencang berpotensi menyebabkan pohon tumbang.
Selain itu, BPBD Kabupaten Banjarnegara, juga terus mengoptimalkan upaya mitigasi atau mengurangi dampak risiko bencana bencana berbasis masyarakat.
Contohnya, BBPD melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemasangan rambu-rambu peringatan yang dipasang di jalan-jalan desa, kabupaten, dan propinsi.
Ada sekitar 474 rambu peringatan bencana bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang sedang dalam proses pemasangan di sejumlah lokasi rawan bencana yang ada di wilayah Banjarnegara
Tujuan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang daerah rawan bencana.
Sementara itu, Kepala Pusat mitigasi bencana LPPM Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Endang Hilmi menambahkan pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi mengenai potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.
Sosialisasi secara terus-menerus, kata dia, sangat perlu dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi risiko bencana. Terutama di wilayah rawan bencana.
Dia mengatakan, sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai media, baik radio, televisi lokal, maupun surat kabar.
Selain sosialisasi, pemerintah daerah juga perlu segera melakukan kegiatan pemangkasan pohon tua, dan pohon yang berpotensi roboh guna mengurangi dampak risiko pohon tumbang.
"Masyarakat yang menggunakan motor sebaiknya berhenti dan tidak berteduh di bawah pohon ketika hujan sangat lebat. Karena dikhawatirkan terjadi pohon tumbang," katanya.
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Pumpunan
Lihat Juga
"Sepenggal Kisah" BPJS Ketenagakerjaan bagi penggali kubur dan pemandi jenazah
22 November 2024 21:06 WIB