Atraksi polwan ramaikan Hari Ibu di Semarang
Jumat, 22 Desember 2017 20:34 WIB
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (duduk di motor besar) berbincang dengan sejumlah anggota polisi wanita (polwan) yang beratraksi di sela upacara peringatan Hari Ibu tingkat Kota Semarang, di halaman Balai Kota Semarang, Jumat (22/12) (Foto: Dokumen Humas Setda Kota Semarang)
Semarang, (Antaranews Jateng) - Atraksi personel polisi wanita dari Dirlantas Kepolisian Daerah Jawa Tengah mengendarai motor gede (moge) meramaikan peringatan Hari Ibu tingkat Kota Semarang.
Dengan sangat sigap, beberapa personel polwan memeragakan aksinya mengendarai moge dengan meliuk-liuk melewati "traffic cone" yang dipasang berbaris di halaman Balai Kota Semarang, Jumat.
Bripda Desy Ayu, salah satu polwan yang beratraksi mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk beratraksi karena sudah terbiasa sehingga hanya sebatas melakukan pemanasan saja.
"Persiapan khusus tidak ada. Kebetulan saja, cuacanya kan mendukung, tidak hujan jadi tidak licin. Baru sore (21/12) kemarin latihan di sini," kata polwan berparas ayu itu.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan apresiasinya atas atraksi yang dilakukan para polwan tersebut yang bisa menunjukkan kelihaian perempuan mengendarai mode.
Biasanya, moge identik dengan kaum laki-laki, kata Ita, sapaan akrab Hevearita, tetapi ternyata mampu ditaklukkan oleh polwan-polwan yang bertubuh mungil dengan sangat lincahnya.
"Saya ingin ada yang beda dalam peringatan Hari Ibu tahun ini. Makanya, saya komunikasikan ke Dirlantas Polda Jateng agar ada atraksi polwan, ternyata mereka menyanggupi," katanya.
Ia menegaskan perempuan dan lak-laki memiliki peran dan kedudukan yang stara dalam mencapai tujuan negara, serta dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan.
"Ya, seperti para polwan ini. Meski polwan-polwan ini kecil, tidak kalah sama pria dalam mengendarai mode. Baru kemarin mereka latihan di sini, saya apresiasi sekali," puji Ita.
Menurut dia, semua perempuan di Kota Semarang harus menjadi wanita tangguh dengan memaksimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki meski sudah menikah dan berstatus sebagai ibu rumah tangga.
"Dalam konteks ini, bukan berarti ingin perempuan menandingi kaum laki-laki. Hanya saja, harus seiring bersama dan seimbang dengan kodratnya sebagai ibu rumah tangga," katanya.
Pada upacara peringatan Hari Ibu itu, seluruh peserta upacara yang semuanya perempuan mengenakan gaun kebaya batik yang semakin memperlihatkan keanggunan dan kecantikanan kaum perempuan.
"Semua peserta upacara ini memang perempuan yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Balai Kota Semarang. Semuanya memang harus berkebaya," kata Ita.
Selain atraksi polwan bermode, pada upacara itu juga ditunjukkan kebolehan petugas Dinas Perhubungan Kota Semarang mengendarai bus tingkat wisata yang dinamai "Si Kenang".
Dengan sangat sigap, beberapa personel polwan memeragakan aksinya mengendarai moge dengan meliuk-liuk melewati "traffic cone" yang dipasang berbaris di halaman Balai Kota Semarang, Jumat.
Bripda Desy Ayu, salah satu polwan yang beratraksi mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk beratraksi karena sudah terbiasa sehingga hanya sebatas melakukan pemanasan saja.
"Persiapan khusus tidak ada. Kebetulan saja, cuacanya kan mendukung, tidak hujan jadi tidak licin. Baru sore (21/12) kemarin latihan di sini," kata polwan berparas ayu itu.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan apresiasinya atas atraksi yang dilakukan para polwan tersebut yang bisa menunjukkan kelihaian perempuan mengendarai mode.
Biasanya, moge identik dengan kaum laki-laki, kata Ita, sapaan akrab Hevearita, tetapi ternyata mampu ditaklukkan oleh polwan-polwan yang bertubuh mungil dengan sangat lincahnya.
"Saya ingin ada yang beda dalam peringatan Hari Ibu tahun ini. Makanya, saya komunikasikan ke Dirlantas Polda Jateng agar ada atraksi polwan, ternyata mereka menyanggupi," katanya.
Ia menegaskan perempuan dan lak-laki memiliki peran dan kedudukan yang stara dalam mencapai tujuan negara, serta dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan.
"Ya, seperti para polwan ini. Meski polwan-polwan ini kecil, tidak kalah sama pria dalam mengendarai mode. Baru kemarin mereka latihan di sini, saya apresiasi sekali," puji Ita.
Menurut dia, semua perempuan di Kota Semarang harus menjadi wanita tangguh dengan memaksimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki meski sudah menikah dan berstatus sebagai ibu rumah tangga.
"Dalam konteks ini, bukan berarti ingin perempuan menandingi kaum laki-laki. Hanya saja, harus seiring bersama dan seimbang dengan kodratnya sebagai ibu rumah tangga," katanya.
Pada upacara peringatan Hari Ibu itu, seluruh peserta upacara yang semuanya perempuan mengenakan gaun kebaya batik yang semakin memperlihatkan keanggunan dan kecantikanan kaum perempuan.
"Semua peserta upacara ini memang perempuan yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Balai Kota Semarang. Semuanya memang harus berkebaya," kata Ita.
Selain atraksi polwan bermode, pada upacara itu juga ditunjukkan kebolehan petugas Dinas Perhubungan Kota Semarang mengendarai bus tingkat wisata yang dinamai "Si Kenang".
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024